Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Bromo Menyentuh Rasa Menembus Sukma

12 November 2020   14:57 Diperbarui: 12 November 2020   15:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas subuh, kami langsung mencari spot paling bagus tapi susah sekali karena pengunjung terlalu banyak. Kondisi ini sama seperti waktu memburu sunrise di sikunir Dieng. Saya selalu mengutuki kondisi seperti ini karena membuat pemburuan foto sulit dan tidak syahdu untuk menikmati sang surya terbit. 

Kami pun bergantian berfoto dengan latar belakang sunrise sampai harus naik balkon yang lumayan tinggi. Di sini lah seorang laki-laki dengan penuh patriotisme bersedia mengangkat tubuh saya, bukan cuma saya ada juga beberapa orang. Bukan cuma kali ini saja, si lelaki ini menunjukkan kelakiannya beberapa saat lalu dengan baik hati memberikan tempat duduk saya yang ingin dekat dengan perapian. 

 Saya berniat akan tersentuh tapi saya tahu tipe kek gimana nih cowo hahaha... karena toh dia tidak hanya dengan saya bersikap baik, pasti juga dengan banyak perempuan juga, sampai beneran ada yang mengincarnya. Duh. Sementara saya sih santai aja menyikapi kebaikan si lelaki ini, seperti teman, meski kadang sikapnya bikin deg-degan juga karena suka semena-mena megang saya. Sampai akhirnya pulang, dia tahu saya seperti apa "Gw tahu sebenernya lu...,"  yang saya jawab dengan "Apaan sih, sok tahu" hahaha... Saya juga berterima kasih sama dia karena tangannya rela menjadi pijakan kaki saya saat hendak nekat naik ke atas balkon yang tinggi.

Oke fokus lagi ke Bromo. Jadi akhirnya saya berdua dengan teman saya nekat pisah dengan rombongan untuk mencari spot terbaik sampai harus naik tebing dan molos dari pagar pembatas. Akhirnya kita dapat spot-spot yang benar-benar bagus meski harus hati-hati dan bergantian dengan turis lain. Turis asing banyak terlihat di sini, dari Eropa sampai China, benar mereka terkesima dengan keindahan dari cipatan agung Ilahi ini. 

Semburat kuning yang berpadu dengan kegagahan Gunung Bromo ditambah dengan corak abu-abu vulkanik menghasilkan rona panorama yang sungguh luar biasa. Ini keindahan kelas dunia! Geng river tubing pun bahu membahu memberika foto terbaik dan berhasil. Terima kasih geng. 

Dari spot sunrise kami bergeser ke Pasir Berbisik. Kali ini menikmatinya dengan cara yang ekstrem yaitu naek di atas jeep. Asyiknya saya sama teman-teman cowo-cowo nikmati terpaan angin dipadu debu Bromo dengan lantunan coldplay yang sukses disuarakan dengan sumbang. Hahaha tapi lelaki memang selalu punya cara seru untuk nikmati perjalanan. I Love It. 

Sampai di sana pun kami berfoto-foto dan entah kenapa foto loncat jadi foto wajib. Selain foto loncat malah pake foto ala-ala pendekar dan jagoan gitu hahaha... dasar norak! 

Puas berfoto yang juga dibantu sama Pak guide yang jadi andalanque kita bergeser ke Kawah Bromo, entah kenapa si guide suka banget fotoin saya candid meski ga mau mungkin demi rupiah kali yak hahaha...

Nah, di sini juga puncaknya. Banyak yang nawarin tunggangan kuda dengan tarif 50 ribu sekali jalan. Emang sih itu jauh banget rasanya hahaha... sampe hayati lelah. Tapi karena kita sembari mengobrol tentu gak kerasa, dan gak kerasa juga tau-tau nginjek ee kuda. Hahaha...

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Di sini juga ada pura umat Hindu tapi saya enggak mampir karena mengejar waktu dan mengejar rombongan yang sudah naik ke atas. Kita disuruh coba untuk menghitung anak tangga yang naiknnya aja ngantre dan akan semakin sulit kalau ada yang istirahat di tengah tangga. Jadi benar-benar musti cepat gak pake lama. Saya yang pakai sepatu kets benar-benar terasa lelahnya karena setiap saya napak itu malah turun kaki saya karena kontur pasir dan mungkin kelelahan karena udah tua juga kali yak hahaha...

Baiklah setelah sukses menyelesaikan ratusan anak tangga, kami tiba di bibir kawah yang mengepul dan mengeluarkan bau belerang. Beberapa berkumpul di satu titik untuk menyaksikan panoramanya sekaligus berfoto meski ini membuat jalan susah karena super kecil dan kanan kiri sangat bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun