Mohon tunggu...
Tyas Tsani
Tyas Tsani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Abstrak

Hanya melampiasakan keresahan dan ke galauan dalam kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Aku Sayyidina Ali, Kemudian Kau Fatimah Az Zahrah (Part 1-3)

6 Oktober 2019   22:07 Diperbarui: 6 Oktober 2019   22:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"nanti aku nitip kalau ada apa-apa ya, kalo nakal dan ga berani menindak bilang saja ke aku" dengan nada harapannya mengharap dan di selingi senyum di akhir.

"saya minta nomor WA antum ustadz, biar ada apa-apa sama Umar biar saya hubungi antum, ok". Tegasnya karena menitip amanah dari orang tua Umar.

Haahh?? Apa aku ga salah dengar? Beliau meminta nomor WA saya?. Dengan hati berbunga aku berikan smartphoneku. Lalu mulai di ketikan nomornya dan kusimpan. Ia pun sebaliknya

                Ustadzah Nazhiha memang lain dari beberapa wantita sholehah yang aku kenal. Mesikpun seorang hafizah al qur'an beliau tidak sungkan ngobrol dengan teman laki-lakinya, termasuk aku. Pada saat itu kita sudah menimpan kontak satu sama lain di whatsapp masing-masing. Setiap ia membuat status tidak jauh dengan menulis kata-kata motivasi islami dan ceramah-ceramah dari para ustadz. Aku juga tidak pernah absen untuk menjadi viewer di status WA miliknya.

                Aku selalu berfikir bagaimana jika aku berubah tapi hanya untuk seseorang? Mungkin saja Ustadzah Nazhiha bisa menjadi motivatorku untuk menjadi lebih baik. Aku menghafal Al qur'an agar bisa memiliki beliau dengan halal, hhmmmm...salahkah? Entahlah. Aku sangat sadar akan kekuranganku ini  bisa memiliki beliau yang sesempurna itu. Perbebedaan ini yang yang membuatku tidak percaya diri aku masih sangat ingat ayat watthoyyibat litthoyibiin ,wat thoyyibuuna litthoyyibaat,.  Wanita- wanita baik untuk para laki-laki yang baik pula dan juga sebaliknya, mungkin itu inti makna dari sepenggal ayat dari surat An-nur : 26. Masa laluku saja sungguh kelam untuk di ingat. Aku tahu Allah mengerti apa yang aku inginkan.

                                                                                                ***

                Tanpa terasa sudah tiba perayaan milad. Acara sedang berjalan begitu sederhana. Aku memantau panggung serta penampilan sesuai rundown acara dan memerhatikan anggotaku yang sedang bertugas termasuk makhluk yang aku kagumi. Ustadzah Nazhiha.

                Penampilan Nasyid pun akan dimulai dan aku memberi aba-aba pada panitia akomodasi dan bagian peralatan untuk bersiap-siap memasang peralatan yang di butuhkan penampilan nasyid seperti michrophone. Lampu sorot mulai mati tanda penampilan selanjutnya harus masuk yaitu, nasyid. Enam orang pun naik kepanggung dengan percaya diri dan dengan sorban yg mencekik leher mereka dengan nyaman, mereka terdiri dari dua vokalis, dua orang beatbox, dan dua terakhir sebagai backsound musik yang lain seperti gitar atau piano dengan skill suara dari mulut ajaib mereka yang entah aku saja masih bingung mengapa mereka bisa melakukannya.

                Lampu menyala, sorak-sorak bergemuruh meruntuhkan panggung khayalan penonton. "tik...tik....tik.." salah satu dari mereka memberi aba-aba, mungkin satu, dua tiga dengan jentikan jari. Di mulailah dengan suara bass dari mulut salah satu personil dan di susul dengan drum dari beatbox. musik pun sudah rapih. Dan saya tau intro ini, Bruno Mars!. Lazy song. Ya mungkin mereka hanya memakai intro saja, karena nasyid identik dengan lagu islami. Aku menunggu kejutan apa yang akan disuguhkan ketika vocal sudah masuk. Tunggu sebentar. Sang vokalis dari tadi mengetuk mic-nya. Masalah. "astaghfirullah...." Sambil menggeleng kepala menahan kesal

rupanya Pemegang mixer sedang sibuk dengan smartphone nya. Aku berlari menghampirinya. "pak tolong itu mic ada yang ga hidup!" aku menegur dengan sesopan mungkin Karena aku tidak mengerti apa-apa dengan hal perkabelan. Si bapak penanggung jawab mixer langsung reflex membenarkan keadaan.

                Ternyata mic yang mati tadi sudah hampir habis batrenya. Dan diganti dengan mic cadangan. Aku tinggal mengoper pada Seksi acara yang lain untuk memberikan pada vokalis. Aku mencari yang terdekat, tiba-tiba langkah lari kecil bagai lari ketika syai menghampiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun