Penyebab terjadinya data negatif tadi disebabkan oleh faktor kekerasan rumah tangga.
Wahyudi menjelaskan bahwa "disaat bapak memukuli ibunya, anak laki-laki tidak akan berani melawan bapaknya, dia akan lari keluar rumah, disaat lari dari rumah ada tiga kemungkinan yang akan terjadi padanya" jelasnya
Anak laki-laki yang kuat dia akan melakukan tindakan kriminal berupa berantem atau berkelahi diluar, hal ini dikarenakan prustasi, sedangkan anak laki-laki yang pengecut dia akan lari ke narkoba penyebabnya karena prustasi juga. Sedangkan anak laki-laki yang lemah dia akan Homoseksual, semua ini sudah dijelaskan dan tertulis dalam buku.
Penyebab terjadinya homoseksual adalah mencari perlindungan, karena bapaknya kasar, maka anak ini membutuhkan figur laki-laki yang lembut yang jadi tempat dia bermanja, sehingga terjadilah perilaku penyimpangan seksual.
Wahyudi menjelaskan bahwa kasus negatif ini sudah terjawab di akibatkan faktor kekerasan rumah tangga.
Sedangkan persoalan Stunting bukan hanya di pengaruhi oleh sanitasi, akan tetapi, hampir 80% dipengaruhi oleh faktor Psikologi.
Seorang anak gadis kecil melihat ibunya dipukuli bapaknya, dia tidak akan melawan, dia tidak akan lari keluar rumah, dia akan menangis dipojokan rumah, sehingga menimbulkan Traumatik Psikologis. Saat menginjak usia remaja gadis ini akan memiliki kandungan lemah, di saat jadi calon ibu gadis ini punya kandungan lemah, begitu jadi ibu gadis ini melahirkan bayi yang lemah.
"Semua persoalan tersebut disebabkan oleh kekerasan rumah tangga" jelasnya.
Salah satu cara mengantisipasi kekerasan rumah tangga adalah dengan memberikan kesibukan bagi bapaknya, misalnya sibuk dengan urusan pertanian dan peternakan. Sehingga pekerjaan ini akan menjadi tanggung jawab dia untuk menafkahi keluarga.
"Ini menjadi tanggung jawab bersama, dimulai dari Bapak Camat untuk melindungi generasi muda, kita mulai dari Olahraga, disamping melindungi anaknya, kita juga melindungi bapak ibunya dengan memberikan kesibukan, hal ini bertujuan, terciptanya daya beli sehingga pengeluaran dalam keluarga tidak boros dan keluarga tersebut mampu mengatur pengeluaran secara tertib" tutupnya. Red
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H