Namun sayang, keyakinan itu meluluh lantakkan jiwa dan hati ini, perahu yang terbalik itu tanpa awak, dan entah dimana Ayahku saat ini. Air mataku tak bisa terbendung, hingga akhirnya Ibu datang dan memelukku penuh erat, iapun tak kuasa menahan kesedihan setelah perahu itu berhasil dibawa ketepian oleh salah seorang nelayan.
Dan sampai akhirnya aku tidak tahu keberadaan Ayah....
Kutulis perasaanku untuk ayah dan ku hayut kelaut, berharap apa yang aku tuliskan untuk Ayah dapat terkabul, sekalipun dalam kenyataan aku tak pernah kembali melihat senyum dan kasih sayangmu Ayah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!