3.Belajar adalah perubahan perilaku
B. Ko
Pembentukan perilaku (belajar), menurut behavioristik, terjadi melalui pengkondisian. Ada dua jenis pengkondisian. Pengkondisian klasikal: UCS menghasilkan CS. Pengkondisian operan: konsekuensi dari perilaku akan meningkatkan atau menurunkan frekuensi munculnya perilaku tersebut pada waktu-waktu selanjutnya. Dalam belajar atau pengkondisian perilaku, pendekatan behavioristik bertujuan mengubah perilaku bermasalah ke perilaku sesuai harapan. Dalam proses kondisioning, pendekatan behavioristik menggunakan instrumen penguat (reinforcement) dan pelemah (punishment). Penguat terdiri dari penguat positif dan penguat negatif. Pada penguat positif, perilaku yang diharapkan terbentuk karena diikuti oleh stimulus yang menyenangkan. Misal: komentar positif guru (stimulus menyenangkan) akan menyemangati siswa dalam belajar matematika (siswa rajin belajar matematika). Penguat negatif membentuk perilaku yang diharapkan  karena siswa ingin menghindari stimulus yang tidak menyenangkan. Misal: Ibu tidak memberikan uang saku (stimulus tidak menyenangkan) kalau anaknya tidak rajin mengerjakan PR. Untuk mendapatkan uang saku maka anak rajin mengerjakan PR. Atau guru mengatakan:  Adi, kamu tidak boleh bergabung membuat poster  dengan teman-temanmu (stimulus tidak menyenangkan), sebelum kamu menyelesaikan tugas.
Beda antara penguat positif dan negatif: pada penguat positif, siswa berperilaku positif untuk mendapatkan stimulus yang menyenangkan; sedangkan pada penguat  negatif, siswa berperilaku positif untuk menghindari stimulus yang tidak menyenangkan.  Beda antara penguat negatif dan punishment: Penguat negatif adalah untuk mengembangkan perilaku yang diharapkan, sedangkan punishment adalah untuk menghilangkan perilaku yang tidak diharapkan. Agar penguat bekerja efektif, penguat harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul (prinsip kontingensi).
C. Mempertahankan perilaku yang diharapkan :Â
1.Melalui penguatan intrinsik. Caranya: sering melibatkan siswa pada kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan dalam kaitannya dengan perilaku positif yang akan dipertahankan.
2.Penguatan intermitten. Seperti disebutkan bahwa perilaku yang diharapkan frekuensinya akan meningkat dengan cepat apabila diberi penguat setiap kali perilaku tersebut muncul. Apabila munculnya perilaku tersebut sudah teratur, maka pemberian penguat dikurangi, yaitu pada kondisi tertentu saja.
D. Mengurangi perilaku yang tidak diharapkan:
1.Extinction. Jangan memberikan penguat apapun terhadap perilaku yang tidak diharapkan
2.Cueing. Menggunakan bahasa isyarat seperti kontak mata, menaikkan alis mata, mendekati meja siswa dan berhenti di sana sampai perilaku yang tak diharapkan berhenti.
3.Punishment. Ada pendapat bahwa hukuman tidak dapat menghentikan perilaku yang tidak diharapkan. Namun demikian kalau guru dapat menggunakan instrumen hukuman secara tepat maka hukuman tetap berguna.