Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, jadi Game Changer untuk lingkunganmu!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

3 Jenis Bioaktivator Ampuh untuk Mempercepat Proses Pengomposan

17 Januari 2025   12:37 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:08 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Mengompos (Sumber: Freepik)

Salah satu kendala yang sering ditemui pada saat mengompos adalah proses penguraian yang berjalan lambat. 

Memang benar, mengompos membutuhkan waktu. Namun tahukah kamu bahwa ada cara-cara untuk mempercepat proses pengomposan? Salah satunya dengan menambahkan bio aktivator.

Lantas, apa itu Bioaktivator?

Bioaktivator adalah bahan bioaktif (mikroorganisme aktif) yang dapat memecah bahan organik secara umum. 

Berkat kemampuannya, bioaktivator sering dipakai dalam proses mengompos untuk mempercepat pemecahan alias dekomposisi sampah organik.

Selain itu, bioaktivator juga dipercaya dapat menghambat pertumbuhan hama, memperbaiki kualitas tanah, membantu proses penyerapan unsur hara dari akar ke daun, sehingga secara tidak langsung turut meningkatkan kualitas kompos yang kamu hasilkan.

Baca juga: Ragam Cara Panen Kompos, Mudah dan Simple!

Jenis Bioaktivator

Kini, telah banyak bioaktivator yang tersedia di pasaran seperti EM-4, OrgaDec, Stardec, Boisca/Propuri, dan Promi. 

Selain itu, kamu juga bisa lho membuat bioaktivator sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah seperti:

1. Air cucian beras

Air bekas cucian beras yang sering kali kita buang ternyata memiliki segudang nutrisi yang bermanfaat untuk kompos dan tanaman.

Melansir dari Halodok, air beras dipercaya mengandung asam amino, vitamin A, C, B dan E, serta serat, mineral dan zat antioksidan. Selain itu, air beras juga mengandung karbohidrat karena berasal dari pati beras, sekaligus protein dan lemak.

Melalui penelitian Fauzi, dkk (2021) di Buletin Poltekkes Kemenkes Semarang diketahui bahwa penambahan air cucian beras dan fermentasi kulit pisang dapat mempercepat proses pengomposan, dari yang sebelumnya 26 hari menjadi 23 hari.

Baca juga: Percayalah, Tidak Ada Kompos yang Gagal

Air cucian beras dan bahan kompos (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Air cucian beras dan bahan kompos (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Cara menggunakan air cucian beras sebagai bioaktivator juga cukup mudah. 

Pertamakamu bisa langsung menuangkan air beras ke kompos yang sedang di proses. Tidak perlu terlalu banyak, cukup semprotkan hingga kompos terasa lembap.

Kedua, kamu bisa memfermentasikan air beras dengan gula merah dan tape. Rasionya adalah 1 liter air beras, dicampur 2 butir gula merah dan 2 butir tape yang sudah dihaluskan. Taruh "ramuan" ini di botol bertutup rapat dan diamkan selama 1 minggu sebelum digunakan.

Selama proses fermentasi, bakteri baik dalam air cucian beras akan berkembang. Bakteri ini yang nantinya bertugas untuk memecah sampah organik di kompos.

Baca selengkapnya: Komposmu Berbau Busuk? Cepat Lakukan 3 Hal Ini!

2. Air lindi 

Air lindi adalah air rembesan yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah organik dalam mengompos. 

Air lindi berwarna kuning kecoklatan dan biasa digunakan sebagai pupuk tanaman, dijual dalam kemasan Pupuk Organik Cair (POC), maupun dijadikan sebagai bioaktivator untuk kompos. 

Air lindi kompos (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Air lindi kompos (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Dari penelitian Chusna (2021) pada Jurnal Teknik Lingkungan Universitas Andalas diketahui bahwa penggunaan air lindi sebagai bioaktivator dapat mempercepat proses pematangan kompos.

Untuk menggunakan air lindi sebagai bioaktivator, kamu dapat menyiram atau menyemprotkannya secara langsung ke kompos yang masih dalam proses 

Baca selengkapnya: Air Lindi dari Kompos, Apa Manfaatnya?  

3. EM4

Effective Microorganism 4 (EM4) adalah bioaktivator kimia yang berwarna coklat kehitaman dan beraroma segar. 

Cairan ini pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang dan kini banyak digunakan di Indonesia. Saya sendiri menggunakan EM4 ketika pertama-tama mengompos dulu.

Kamu bisa membeli EM4 di toko-toko pertanian maupun market place dengan harga yang berkisar dari 20 ribu hingga 25 ribu rupiah.

EM4 di jual di Market Place (Sumber: Market Place/Shopee)
EM4 di jual di Market Place (Sumber: Market Place/Shopee)

Jika dibandingkan dengan air cucian beras dan air lindi, bisa dibilang EM4 adalah bioaktivator yang paling ideal.

Hal ini dibuktikan dari penelitian Alfis Yusri (2023) di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh yang mengungkapkan bahwa hasil kompos dengan EM4 telah memenuhi standar SNI 19-730-2004, yaitu berwarna kecoklatan dan berbau tanah. Sedangkan kompos yang menggunakan air lindi memiliki sedikit bau busuk.

Selain itu, EM4 juga efektif mempercepat proses pengomposan, seperti yang diteliti Septiani, dkk (2023) pada Prosiding Seminar Nasional Biologi, 2(2), 426–435. 

Baca juga: Macam-macam Wadah Mengompos, Gampang Kok! 

Pengaplikasian EM4 sebagai bioaktivator kompos bisa dengan dua cara.

Pertama, encerkan 10 ml EM4 dengan 1 liter air bersih. Kamu bisa menyemprotkan larutan ini secara langsung ke kompos.

Kedua, buat fermentasi EM4 dengan komposisi 20 ml EM4, 10 gram air gula, dan 1 liter air bersih. Diamkan selama 1 hingga 2 hari, dan aplikasikan pada kompos.

Seberapa sering pemberian bioaktivator?

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No.70 tahun 2011, pemberian bioaktivator sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali.

Namun ini bukanlah patokan wajib. Kamu tetap bisa menyesuaikan pemberian bioaktivator dengan keadaan kompos yang kamu miliki.

Jadi, sudah siap untuk mengompos? :)

Yuk, Mengompos! Sayangi Alam Mulai dari Rumah

---

Tutut Setyorinie

17 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun