Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Mikroplastik, Partikel Kecil yang Mengancam Kehidupan Sehari-hari

28 November 2024   15:44 Diperbarui: 28 November 2024   15:46 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikroplastik (Sumber: www.quarks.de)

Bagi warga Indonesia, plastik adalah hal yang tidak mungkin dihindari. Lihat saja barang-barang di dapur kita, di meja makan, di ruang tamu, di kamar, dan bahkan di depan mata kita sekarang, pasti selalu ada plastik. 

Sayangnya, tidak semua plastik baik untuk digunakan. Ada beberapa plastik yang apabila digunakan secara terus-menerus akan menghasilkan serpihan kecil yang dapat tertelan ataupun terhirup. 

Para peneliti menyebutnya mikroplastik, serpihan plastik berukuran kurang dari lima milimeter dan dapat mengancam kesehatan kita.

Berdasarkan penelitian dari Cornell University, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa negara-negara di Asia Tenggara mengonsumsi banyak mikroplastik. 

Sementara Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan konsumsi mikroplastik terbanyak di dunia yaitu sebanyak 15 gram per bulan atau setara dengan 3 kartu kredit.

Bagaimana mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia?

1. Wadah plastik

Tidak dapat dipungkiri bahwa plastik masih menjadi primadona sebagai wadah untuk makanan. 

Sebut saja talenan plastik, blender plastik, botol plastik, piring plastik, kantong plastik dan yang lainnya. Sering tidak kita sadari, serpihan plastik ikut tertelan ketika kita menggunakan wadah plastik.

Hal ini diungkap sebuah studi dari American Chemical Society (ACS), bahwa salah satu wadah plastik yaitu talenan plastik diketahui dapat memaparkan hingga 79,4 juta mikroplastik Polipropilena setiap tahunnya.

Apalagi ketika di tukang jajanan, kita sering kali mendapat makanan panas yang langsung ditaruh di kantong plastik. Hal ini dapat menyebabkan bahan kimia serta partikel mikroplastik terlepas dan masuk ke dalam makanan.

Baca juga: Bawa Wadah Sendiri Saat Jajan, Solusi Praktis Kurangi Plastik

2. Makanan

Bukan hanya dari wadah, mikroplastik pun kini sudah ditemui dari sumber makanan itu sendiri. Makanan laut adalah salah satunya. Ya, laut diketahui menjadi muara penampungan sampah plastik terbesar, setelah TPA/TPST. 

Menurut data dari Forum Ekonomi Dunia yang dilansir dari Indonesia.go.id, ada 150 juta ton sampah plastik yang berada di perairan dunia. Jumlah ini diperparah dengan nilai pertumbuhan yang mencapai 8 juta ton per tahun.

Sampah plastik yang berada di laut akhirnya dikonsumsi oleh hewan-hewan laut seperti ikan, udang dan kerang. Lalu ketika kita akhirnya mengonsumsi makanan laut tersebut, mikroplastik pun turut berpindah ke tubuh kita.

Baca juga: 3 Benda Sekali Pakai yang Tidak Lagi Saya Pakai

3. Air Minum

Ya, air minum juga tidak kalah luput dari kandungan mikroplastik. Air yang bersumber dari sungai dan danau kerapkali terkontaminasi dengan sampah plastik.

Sedangkan air minum kemasan berpotensi mengandung mikroplastik yang lebih banyak lagi. Hal ini diakibatkan dari penggunaan plastik sebagai kemasan yang dapat dengan mudah terurai menjadi mikroplastik karena perubahan suhu dan gesekan.

Seberapa berbahayanya mikroplastik?

Partikel plastik yang tertelan dan terhidup oleh tubuh kita menimbulkan bahaya yang tidak main-main. Merangkum dari beberapa sumber, setidaknya ada tiga penyakit berbahaya yang bisa menyerang akibat terlalu banyak mengonsumsi mikroplastik.

Baca Juga: Kembali ke Masker Kain, Sebuah Langkah Kecil Untuk Selamatkan Bumi

1. Gangguan perncernaan

Pencernaan adalah jalur masuk mikroplastik dengan potensi paling besar, yaitu melalui makanan dan minuman.

Dilansir dari laman Alodokter, saat masuk saluran pencernaan, mikroplastik dapat merusak dinding usus dan menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga fungsi pencernaan pun terganggu.

Selain itu, akumulasi mikroplastik yang mengendap di saluran pencernaan juga berpotensi mengurangi bakteri baik di usus. Padahal, tubuh kita sangat memerlukan bakteri baik untuk menyerap nutrisi dan meningkatkan imun.

2. Kanker 

Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kanker adalah penyebab kematian kedua secara global. 

Di Indonesia sendiri, jumlah pengidap kanker juga lumayan tinggi. Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan, 2020), ada 396.914 kasus kanker di Indonesia, dengan total kematian mencapai 234.511 orang atau setara dengan 59%.

Beberapa bahan kimia yang terdapat pada plastik diketahui mengandung zat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Apabila serpihan plastik alias mikroplastik ini terakumulasi dalam jangka panjang, maka risiko kanker pun akan semakin besar.

2. Kerusakan organ

Selain kanker dan gangguan pencernaan, endapan mikroplastik di organ vital tubuh juga dapat berakibat fatal. 

Jika mikroplastik terakumulasi di hati dan ginjal yang berfungsi menyaring zat beracun, maka keseimbangan tubuh pun akan terganggu. Pada akhirnya potensi kerusahan hati dan gagal ginjal pun tak terelakan.

Begitu juga ketika mikroplastik terendap di otak. Melansir dari Plastic Smart Cities, mikroplastik di otak dapat memicu Neuroinflamasi, yaitu peradangan pada jaringan otak yang akan mengakibatkan Alzheimer atau Parkinson. 

Baca juga: Jajan Es Pakai Tumbler, Yuk Sedikit-Sedikit Kurangi Plastik

Lantas, bagaimana cara mengurangi dampak mikroplastik?

Meski terlihat mustahil untuk dihindari, kita tetap bisa kok mengurangi dampak bahaya dari mikroplastik. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, adalah salah satunya.

Yuk, pelan-pelan kita gunakan wadah sendiri untuk makan. Bawa tumbler untuk jajan es atau jus, bawa kotak makan untuk jajan makanan, ganti sedotan plastik dengan sedotan stainless, dan yang lainnya.

Dengan demikian, tubuhmu akan terlindungi dari bahaya mikroplastik. Nilai baiknya lagi, kamu sudah turut menjaga bumi dari sampah plastik yang sudah semakin menghantui. 

Salam lestari,

Tutut Setyorinie.

28 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun