Selain itu, akumulasi mikroplastik yang mengendap di saluran pencernaan juga berpotensi mengurangi bakteri baik di usus. Padahal, tubuh kita sangat memerlukan bakteri baik untuk menyerap nutrisi dan meningkatkan imun.
2. Kanker
Pada tahun 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kanker adalah penyebab kematian kedua secara global.
Di Indonesia sendiri, jumlah pengidap kanker juga lumayan tinggi. Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan, 2020), ada 396.914 kasus kanker di Indonesia, dengan total kematian mencapai 234.511 orang atau setara dengan 59%.
Beberapa bahan kimia yang terdapat pada plastik diketahui mengandung zat karsinogenik yang dapat memicu kanker. Apabila serpihan plastik alias mikroplastik ini terakumulasi dalam jangka panjang, maka risiko kanker pun akan semakin besar.
2. Kerusakan organ
Selain kanker dan gangguan pencernaan, endapan mikroplastik di organ vital tubuh juga dapat berakibat fatal.
Jika mikroplastik terakumulasi di hati dan ginjal yang berfungsi menyaring zat beracun, maka keseimbangan tubuh pun akan terganggu. Pada akhirnya potensi kerusahan hati dan gagal ginjal pun tak terelakan.
Begitu juga ketika mikroplastik terendap di otak. Melansir dari Plastic Smart Cities, mikroplastik di otak dapat memicu Neuroinflamasi, yaitu peradangan pada jaringan otak yang akan mengakibatkan Alzheimer atau Parkinson.
Baca juga: Jajan Es Pakai Tumbler, Yuk Sedikit-Sedikit Kurangi Plastik
Lantas, bagaimana cara mengurangi dampak mikroplastik?
Meski terlihat mustahil untuk dihindari, kita tetap bisa kok mengurangi dampak bahaya dari mikroplastik. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, adalah salah satunya.
Yuk, pelan-pelan kita gunakan wadah sendiri untuk makan. Bawa tumbler untuk jajan es atau jus, bawa kotak makan untuk jajan makanan, ganti sedotan plastik dengan sedotan stainless, dan yang lainnya.