Padahal banyak yang bisa kita usahakan untuk menjaga atau meraih kedua hal tersebut.
Seperti di masa pandemi ini, saya bisa mengusahakan kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, meminum vitamin, dan menjaga jarak agar terhindar dari virus korona.
Namun semakin membaca buku ini, semakin saya sadar bahwa tidak ada jaminan bahwa saya tidak akan terjangkit virus ini.
Saya kembali teringat beberapa cerita di Twitter, yang mengisahkan mereka yang ketat mematuhi protokol kesehatan, namun tetap terjangkit pada akhirnya.
Bukankah dengan begitu, kesehatan memang sesuatu yang tidak bisa kendalikan?
Tidak berada di bawah kendali, tidak berarti dipasrahkan
"Eh berarti kita nggak usah pake masker ya, apalagi beli-beli vitamin. Karena kata Stoa, kesehatan itu nggak berada di kendali kita."
Perlu diingat, bahwa dikotomi kendali bukan pelajaran memasrahkan hidup. Dikotomi kendali adalah pelajaran tentang sikap, bagaimana kita menyikapi hal-hal yang berada di bawah kendali dan di luar kendali.
Bukankah Henry juga menyatakan bahwa tindakan kita adalah bagian kendali yang bisa kita pengaruhi setirnya?
Maka dari itu penting untuk berusaha sebelum berpasrah; penting untuk ikhtiar, sebelum tawakal. Bukankah tugas manusia hanya berusaha, hasilnya tetap Tuhan yang tentukan?