Setelah didiagnosa major depressive disorder atau yang biasa kita sebut depresi, Henry menapaki jalan healing yang mempertemukannya dengan Stoisisme, filosofi kaum Stoa yang telah berusia 2.300 tahun.
Henry yakin bahwa obat-obatan saja tidak cukup untuk menyembuhkan depresi.
Ia butuh lebih dari sekadar kesembuhan sementara. Ia butuh mengubah jalan berpikirnya, sehingga kecemasan dalam depresi itu tidak lagi datang.
Dikotomi kendali, latihan panjang menuju ketenangan hidup
Dikotomi kendali merupakan prinsip dasar dari Stoisisme, yang diperkenalan di awalan buku ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, dikotomi adalah pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan.
"Some things are up to us, some things are not up to us" -Epictetus (Filosofi Teras, hal. 42)
Henry merangkum kesehatan, kekayaan, reputasi, dan opini orang lain sebagai hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita. Hal ini dikarenakan sifatnya yang rapuh, terikat dan mudah lenyap.
Sedangkan pikiran, opini, tindakan, dan persepsi kita adalah hal-hal yang berada di bawah kendali, karena sifatnya yang merdeka, tidak terikat, dan tidak terhambat.
Pada awal-awal membaca ini, saya sempat mengelak, bagaimana bisa kesehatan dan kekayaan berada di luar kendali?