Yuk Cobain Serunya Liburan Virtual bersama Google Arts & Culture

Dilansir dari kompas.com, total lautan yang terpetakan hingga tahun 2019 hanya berjumlah 19%. Luas ini diperkirakan sebesar benua Australia, atau seperlima dari luas lautan dunia. Jadi, masuk akal bukan kalau lautan kita memang masih banyak mengandung misteri.

Misi Polarstern | sumber: artsandculture.google.com

Dalam Google Arts & Culture kamu akan mempelajari apa yang ada dibalik layar dalam misi Polarstern. Kamu akan merasakan bagaimana serunya menjelajah dasar laut, maupun teknik pengambilan sampel dalam laut dalam. Sayang dalam fitur ini, Google Arts & Culture hanya menyediakan penjelasan berbahasa Inggris, sehingga kamu butuh konsentrasi ekstra untuk menerjemahkannya.

Namun tenang saja, masih banyak penjelasan lain dalam misi Polarstern yang bisa kamu dapatkan dalam bahasa Indonesia. Salah satunya ialah kisah Shackleton, si penjelajah kutub Inggris yang melakukan penelitian selama tujuh minggu di laut dengan hanya bermodalkan sekoci kayu.

Kisah Shackleton | sumber: artsandculture.google.com

Tak gentarnya Shackleton dan kawan-kawan dalam menghadapi ektrimnya suhu kutub utara, membuat orang-orang dalam misi Polarstern ikut terbakar semangatnya. Mereka tahu, dalam setiap perjalanan pasti akan menemui cobaan, dan menyerah tidak termasuk dalam pilihan.

Jadi, bagaimana Kompasianer, liburan virtual bersama Google Arts & Culture ternyata seru juga bukan? Selain irit dan hemat biaya, dengan berlibur secara virtual kamu sudah mendukung upaya kita bersama dalam rangka menahan penyebaran virus korona.

So, stay home and stay healthy ya!

-

Tutut Setyorinie, 27 Desember 2020.

Sumber: 1, 2, 3