Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pahami Alasan Mengapa Banyak Pertanyaan "Skakmat" di Momen Lebaran

6 Juni 2019   23:18 Diperbarui: 6 Juni 2019   23:34 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: twitter @atasawan_ dan @mawardisalbini

Doain ya tante, secepatnya. (Dalam hati: kapan ya..)

Jika kamu sendiri malas menanyakan pada hati kamu, maka sampai kapanpun pertanyaan itu tidak akan bertemu jawabannya. Sudah saatnya kita berhenti mengeluh, dan berani menjawab. Jadikan bola "skakmat" itu menjadi pacuan semangat untuk diri kita. 

Jika ada orang yang bertanya kapan lulus, maka #DibikinSimpel dengan buat target sekarang juga. Mulai susun rencana agar skripsimu cepat selesai. Mulai lingkari tanggal-tanggal dan tulis di sana kapan kamu akan menyelesaikan bab 1, 2, 3, 4, dan 5. Mulai hubungi dosen pembimbing dan minta jadwal untuk bertemu. Jika dosenmu susah dihubungi, pantengi tempat duduknya untuk tahu kapan dia ada dan bertanyalah langsung. Tips ini dijamin bimbinganmu akan #AntiRibet.

Satu hal yang sebenarnya kita butuhkan hanyalah niat.

Niat itu ada, hanya saja terpendam dalam keluhan dan lingkungan yang terkadang justru mensupport kita untuk mengeluh. Maka dari itu, kita membutuhkan pertanyaan "skakmat" itu untuk menyadari, sudah di mana kita sekarang dan seharusnya di mana kita sekarang.

Mungkin terkesan menyakitkan menjawab pertanyaan yang kita sendiri pun tidak tahu jawabannya. Seperti yang pernah saya sebutkan, butuh kerendahan hati dan keikhlasan untuk mengakui sesuatu, mengakui bahwa kita masih berada di titik ini. Tapi sejatinya tidak ada yang salah dengan itu. Dengan mengakui, kita bisa terpacu untuk menyelesaikannya.

Bukankah sebuah bola harus dilemparkan ke bawah dulu supaya dapat melambung ke atas? Begitu pun dengan diri kita yang harus "disadarkan" terlebih dulu, untuk dapat "terbang" melampaui batasan.

Sebagian orang mungkin hanya penasaran pada keadaan kita, tapi tidak dapat disangkal bahwa sebagian lagi sangat peduli tentang kehidupan kita. Pertanyaan mereka adalah bentuk kepedulian, dan jawaban kita merupakan bentuk kerendahan hati. 

Satu lagi, jangan sungkan untuk meminta doa, mereka yang mungkin tadinya berniat akan membandingkan kita, mungkin justru akan luluh dengan berbalik mendoakan. Kita tidak tahu dari mulut mana doa itu akan terkabul, mungkin dari salah satu yang sering mengusik hidupmu dengan pertanyaan 'kapan'.

Ah, ya, semesta selalu memiliki kejutan.

--

Tutut Setyorinie, 6 Juni 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun