Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Sri Rahayu

24 Oktober 2016   08:25 Diperbarui: 24 Oktober 2016   23:37 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku percaya diri. Aku kembali ke desa Makasari dengan wajah baru. Rahayu yang benar-benar ayu. Rahayu yang dikagumi seluruh pemuda. Rahayu yang sempurna.”

“Banyak orang berkata kalau aku pendiam. Namun sejatinya, aku memang tak mempunyai suara. Aku bersyukur tak ada orang yang mencurigainya. Tapi ini hanyalah sebuah pertukaran sementara. Pada purnama ke seribu, Nyi Dasimah akan menemuiku lagi dan mengambil apa yang memang menjadi miliknya.”

Podan sekarang terkesiap.

“Kuharap kau tak kaget, mas, ketika kau temukan wanita buruk yang sedang terduduk di sebelahmu.”

Podan melirik ke kanan. Yang tadinya tak tampak, sekarang menjadi begitu jelas. Seorang wanita berkulit hitam dengan wajah mengerikan sedang terduduk di sana.

Bibirnya bergerak. Matanya yang sayu menatap Podan dengan pandangan lugu.

“Karena ini aku. Istrimu. Sri Rahayu.”

***

24 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun