***
27 September 2013 pukul 13.10
“Luana, awas!”
Setelah sadar ada yang mengawasi, pengendara motor yang ugal-ugalan itu tidak jadi mengincar Luana. Ia malah berbalik mengincarku.
Ia mengejarku. Hingga aku terjatuh. Dan truk yang melintas di jalan itu tak dapat mengerem tubuhnya ketika aku tepat berada di bawah roda besarnya.
Tangis Luana memecah. Tapi aku tersenyum sumringah. Aku berhasil menemukanmu, Luana.
***
28 September 2014
Luana pergi. Aku tak bisa menahannya pergi kali ini. Bahkan aku tak bisa lagi menghapus air matanya yang membekas di pipi.
Aku juga tak akan melupakanmu, Luana.
Izinkan September menyimpan semua kisah kita.