Dari suamimu yang pantas kau benci, Baskara.
Mendadak sebuah kotak merah meluncur dari bingkisan itu. Jantungku berhenti lagi. Mungkinkah ini adalah hadiah yang disebutkan Ayah dalam surat? Dengan sangat perlahan aku membukanya. Waktu tiba-tiba terasa berjalan begitu lambat. Detik jam seperti tak berpindah tempat. Dan ketika kotak merah itu akhirnya terbuka. Aku yakin waktu akhirnya berhenti saat itu juga.
Liontin emas. Amat berkilau, seakan di setiap milinya terdapat senter kecil yang memancarkan cahaya. Tepat di tengahnya, terpahat ukiran sebuah nama, sama juga berkilaunya—Ranum Ramaya.
Aku membatu. Sampai-sampai buku jemariku pun menjadi kaku. Tiba-tiba aku jadi ingin sekali menemui Ibu. Sekedar ingin memeluknya dan berterima kasih atas kado ulang tahun teristimewa yang telah diberikannya.
2 September2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H