Dengan kata lain, inilah pertunjukan Juventus yang sempurna dalam semua hal. Sementara Man City masih berkubang stagnasi dan kesemenjanaan.Â
Kemenangan ini membawa Juventus naik ke posisi 14 klasemen Liga Champions dengan 11 poin. Sementara itu, Man City terpuruk di urutan ke-22 dengan delapan poin.Â
Ini sekaligus menjelaskan bahwa Thiago Motta berhasil memulihkan lagi kepercayaan banyak fans. Intinya, bukan kepercayaannya pada anak-anak muda atau kemampuan meracik taktik dan menerapkan sepak bola yang menjanjikan yang menjadi masalah. Tapi, sejauh ini, ketersediaan kedalaman skuad yang menjadi penghambat.
Sedang di sisi sebelah, Man City adalah keindahan tanpa efektifitas. Gaya mereka yang dominan dengan eksekusi Haaland yang eksplosif tak terlihat sama sekali.
Jadi, jika kita mulai mencurigai jika musim ini adalah pertanda dari sepak bola Pep Guardiola yang berada di garis kurva yang menurun, sekurangnya stagnan, maka ini isu yang bukan saja terlalu dini atau tidak relevan. Sama halnya bertanya, apakah kompetisi Serie A jauh lebih sulit secara taktikal dibandingkan Premier League. Ini jenis pertanyaan yang tidak perlu.
Kita hanya perlu tiba pada kesimpulan tegas. Juventus memang lebih tahu caranya menang, tidak cuma bersandar kepada hasil imbang. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H