Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Juventus Sukses Sempurna, Man City Setia Semenjana

12 Desember 2024   07:12 Diperbarui: 13 Desember 2024   10:37 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Weston McKennie mencetak gol kedua timnya dalam laga Liga Champions melawan Manchester City. (c) AP Photo/Luca Bruno via Bola.net

"Kami bermain dengan hati dan jiwa, tapi juga kepala, dengan keinginan melakukan segala sesuatunya dengan cara yang benar." - Thiago Motta (Football Italia)

****

Sekurangnya ada dua pertanyaan kunci ketika Man City datang ke Allianz Stadium, Juventus.

Pertama, bagi Man City dan Pep Guardiola, kondisi mereka menggambarkan musim yang anomali di level domestik maupun di level regional. Di level domestik, hingga game ke-15, Man City sudah mengalami 4 kali kekalahan, 8 kemenangan dan 3 imbang. 

Hasil yang membuat mereka berada di luar tiga besar Premier League. Mereka bahkan berjarak 8 poin dari Liverpool yang langsung nyetel di tangan Arne (bukan judi) Slot.

Pararel dengan progresnya di Liga Champions. Sebelum bertemu Juventus, mereka bahkan tidak lebih baik dari Aston Villa, Arsenal, apalagi (sekali lagi) Liverpool. Jika dilihat dari komposisi peringkat, Man City memiliki level yang sama dengan Juventus, penghuni kasta 20+. 

Pendek kata, Man City butuh momentum untuk pulih, kembali pada kesemestiannya. Tak ada cara lain, mengakhiri kecenderungan negatif ini sama saja bermakna mengembalikan tuah Pep Guardiola.

Kedua, bagi Juventus sendiri, partai keenam di Liga Champions ini adalah kesempatan yang prestisius demi membuktikan bahwa proyek Motta ini masih bisa dipercaya. 

Pasalnya, di level domestik, La Vecchia Signora memang belum terkalahkan hingga pekan ke 15 dengan permulaan mengesankan sebelum Bremer cedera panjang. Masalahnya, mereka terlalu banyak mengumpulkan hasil imbang. 

Alias kehilangan poin di laga-laga yang seharusnya dimenangkan. Sejajar dengan Man City, mereka juga berselisih 7 poin dengan Atalanta. 

Sementara di level Liga Champions, Yildiz, dkk sebenarnya tampil mengesankan mengingat ini adalah musim perdana Thiago Motta membawa tim bermain di kasta tertinggi Eropa. Juventus juga baru sekali kalah, walau capaian ini paling jelek dibanding tiga tim Serie A: Milan, Atalanta dan Inter Milan secara peringkat.

Dua Ciri yang Berjibaku

Subuh barusan, Thiago Motta memberi bukti jika dia mengerti bagaimana menetralisir cara kerja dari game plan Pep Guardiola. 

Sejak awal, dia memasang Conceicao dan Yildiz di sayap, menemani Vlahovic. Dua jangkar yang makin padu, Thuram dan Locatelli juga bermain sejak awal, tidak seperti saat menghadapi Bologna yang hampir saja berakhir kekalahan. Yang sama pentingnya, ia memasang Danilo di bek kiri, melengkapi formasi 4 bek beserta Kalulu, Gatti dan Savona.

Motta paham seutuhnya bahwa sekalipun ia bermazhab sepak bola dengan penguasan bola mayoritas, menghadapi Man City hanya akan membuatnya subordinat. Maka, yang semestinya dimainkan adalah jenis sepak bola yang super disiplin, efektif, dan klinis. 

Penting pula memastikan bahwa kesalahan kecil yang menjadi undangan bagi malapetaka jangan pernah terjadi. 

Sedangkan Man City tetap bertandang dengan cara mereka, dengan identitas yang khas: penguasaan bola, operan pendek yang dinamis, manuver dari dua flank, dan eksplosifitas Haaland.

Man City bertahun-tahun dengan Pep adalah gaya yang selalu mengepung dan membongkar. Mereka akan terus bergerak mengeksploitasi celah hingga menciptakan kehancuran lawan-lawannya. 

Boleh dikata, menghadapi Pep Guardiola, Thiago Motta akan kembali dengan identitas bertahan Italia sekalipun bertindak sebagai tuan rumah. Sedang Pep Guardiola, tentu saja akan menyerang seperti tim Spanyol. 

"Kami tahu sebelum pertandingan bahwa kami harus bertahan lebih dalam dari biasanya, tapi kami melakukannya bersama-sama sebagai sebuah tim. Dalam menyerang, kami juga harus bekerja sama, menyerang di waktu yang tepat, dan itulah yang kami lakukan."-Thiago Motta

Juventus Sukses Sempurna, Man City Setia Semenjana

Di babak pertama yang tanpa gol, Juventus terlihat sangat disiplin dan tanpa kesalahan. Semua unit di dalam tim bermain solid dalam menjaga kerapatan antar lini. Kombinasi 4 bek dan dua jangkar di tengah membuat kerapatan ini sempurna. 

Sesekali, di tengah kedisiplinan tingkat tinggi, Yildzi dan Conceicao membuat manuver kecil yang memaksa Walker dan Gvardiol tidak berfungsi seperti yang semestinya. Dua bek ini hampir tak terlihat di area pertahanan Juventus. 

Kredit lainnya adalah daya jelajah Locatelli yang tanpa lelah; energi yang sempat meredup kala bersua Bologna. Locatelli berhasil menjadi jembatan yang stabil di antara lapangan tengah dan belakang. 

Dan, 4 bek di belakang adalah barisan kokoh yang tanpa kesalahan. Savona di kanan, yang masih muda usia, tampil sebagaimana bek berpengalaman dengan konsentrasi tinggi. 

Gatti dan Kalulu sangat solid, tak ada drama dan membuat Haaland seperti hantu: nama tanpa sosok, keangkeran dalam desas-desus. Adapun Danilo yang bangkotan ini melengkapinya dengan ketenangan. 

Outputnya Juventus tak memproduksi blunder, kesalahan intercep atau kesempatan untuk penalti.

Sebaliknya, Bruyne, dkk, dibikin kehilangan kreativitas. Mereka jarang sekali berhasil membuat manuver dari sisi kiri dan kanan, tak banyak ujicoba tembakan dari luar kotak 16, dan Haaland seperti yang sudah disebut sebelumnya. 

Di Allianz Stadium, Man City hanya terlihat menguasai bola tanpa kemungkinan. Seolah bekerja tanpa pencapaian.

Pada paruh babak sisa, sejatinya Juventus tidak banyak berubah. Mereka tetap disiplin, efektif dan klinis. Bedanya, kali ini pendekatan non-dominan membuahkan hasil nyata di menit 53 dan 75. 

Vlahovic yang tak banyak menyentuh bola berhasil menyundul umpan Yildiz dari ruang sempit yang dijaga Gvardiol dan Walker. Striker yang menjadi satu-satunya tumpuan ini terbukti klinis, tak cuma dingin. 

Lalu, 20 menit kemudian, gantian duo Amerika menghadirkan malapetaka indah melalui skema serangan balik brilian. Dalam skema ini, kejelian Danilo melihat posisi McKennie yang kosong adalah kunci dari transisi yang sukses. 

Kunci kedua adalah keberhasilan pergerakan Vlahovic ke tiang dekat yang membuat McKennie berdiri bebas ketika menjatuhkan diri sembari melakukan tendangan volley dalam jarak dekat. Ederson lagi-lagi tak bisa menjadi orang terakhir yang menyelamatkan gawang. 

Gol kedua Juventus adalah eksekusi ala Catenaccio yang tak cuma mematikan, tapi brilian. Ini membuktikan bekerjanya gameplan Motta seperti kata-katanya sendiri.

Dengan kata lain, inilah pertunjukan Juventus yang sempurna dalam semua hal. Sementara Man City masih berkubang stagnasi dan kesemenjanaan. 

Kemenangan ini membawa Juventus naik ke posisi 14 klasemen Liga Champions dengan 11 poin. Sementara itu, Man City terpuruk di urutan ke-22 dengan delapan poin. 

Ini sekaligus menjelaskan bahwa Thiago Motta berhasil memulihkan lagi kepercayaan banyak fans. Intinya, bukan kepercayaannya pada anak-anak muda atau kemampuan meracik taktik dan menerapkan sepak bola yang menjanjikan yang menjadi masalah. Tapi, sejauh ini, ketersediaan kedalaman skuad yang menjadi penghambat.

Sedang di sisi sebelah, Man City adalah keindahan tanpa efektifitas. Gaya mereka yang dominan dengan eksekusi Haaland yang eksplosif tak terlihat sama sekali.

Jadi, jika kita mulai mencurigai jika musim ini adalah pertanda dari sepak bola Pep Guardiola yang berada di garis kurva yang menurun, sekurangnya stagnan, maka ini isu yang bukan saja terlalu dini atau tidak relevan. Sama halnya bertanya, apakah kompetisi Serie A jauh lebih sulit secara taktikal dibandingkan Premier League. Ini jenis pertanyaan yang tidak perlu.

Kita hanya perlu tiba pada kesimpulan tegas. Juventus memang lebih tahu caranya menang, tidak cuma bersandar kepada hasil imbang.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun