***
Hari ini adalah hari ke 1825. Kita masih bersungguh-sungguh tak membiarkan keabsenan terjadi, apalagi dengan sengaja.
Tidak mudah tiba di tahap ini. Sebagaimana tidak pernah sederhana mengendalikan dan bersepakat tentang apa yang kita ingin dan tidak ingin. Kebanyakan ingin bisa membuat hal-hal tidak penting terlalu lekas masuk angin. Sama halnya dengan kebanyakan angan.
Kebanyakan angan membuat hal-hal penting bisa kehilangan pijakan. Tambahku, dan kamu masih saja terkejut kata-kata ini bisa meluncur tanpa menunggu penjelasan tambahan.  Â
Dalam banyak situasi, kita lebih bisa menerima adanya pertengkaran, ngambek-ngambekan, mogok bicara dan menatap jendela dengan kosong--tak ada drama. Makanya, kadang-kadang, kita seperti manekin di dalam distro. Lucu gak sih?Â
Sesudahnya, kita akan kembali kepada alasan-alasan yang membuat masing-masing tidak boleh berlarut dalam kebisuan. Jadi, semuanya selalu dibicarakan. Kata-kata, sejak awal, mewakili sudut pandang sehingga kata, kita, dan cerita menemukan kendalinya.
Tidak, ini bukan tentang sebuah batas yang sejak awal tak boleh kita terabas ketika pertengkaran memuncak, titik buntu di depan bibir.Â
Ini tentang bagaimana kita mengisi pengertian yang lebih baru atau berbeda dari yang bagi kebanyakan orang mungkin diterima sebagai batas (beserta idealisme yang terlanjur membentuk isinya).Â
Dengan begitu, kita adalah keakuan yang utuh di dalam kekitaan yang kukuh menghadap ke masa depan. Aku tumbuh bersamamu, katamu.Â
Begitulah sikap-sikap yang membuat lima tahun ini seperti kanvas besar polos. Ia selalu menanti diwarnai.Â
***