Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

"Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong", Apa yang Kita Baca?

21 Agustus 2024   19:44 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:40 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Courtesy of Gramedia Pustaka Utama 

Generasi ini, dengan rupa-rupa asal-usulnya, mulai menolak patuh dengan adab lama. Lalu pelan-pelan mendobrak preferensi moral kolektif yang bertahun-tahun menjaga tabu atau keharusan. Mereka serupa rombongan rayap di dalam kayu.

Masyarakat akhirnya bergerak ke dalam dua pendulum, paling kurang begitu. Terbagi kedalam kelompok yang bertahan dengan adab lama dan yang berusaha lepas dari remote kendali yang lama.

Pendek kata, Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong lebih mirip nostalgia dari sebuah generasi, mungkin milik penulisnya sendiri. 

Membacanya seperti sedang memutar film hitam putih di kepala. Begitu dekat dari masa lampau namun tidak cukup menyisakan gaya Eka yang kompleks dalam berkisah. 

Begitulah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun