Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Forgive (But Not) For You!

14 Agustus 2024   10:33 Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:13 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kibrispdr.org

Tak banyak timbang-timbang, ia mengikuti. Lalu terpilih sebagai anggota Bawaslu di sebuah Kabupaten juga. 

Sejak saat itu, ia lebih sering terbang ke Jakarta untuk rapat, pelatihan, dan sebagainya. Ia memiliki kendaraan dinas juga supir. Dan ini yang tak kelihatan namun penting: memiliki prestise sosial, tiba-tiba saja ia seolah bagian dari elite lokal. 

Ia sudah bukan ASN yang ke kantor cukup dengan jalan kaki atau menumpang kawan. 

Ketika kepentingan adalah yang abadi dalam politik, apa yang masih tersisa dari perjuangan nilai-nilai?

Pada suatu ketika yang selanjutnya, 5 tahun masa jabatan itu berakhir. Melanjutkan atau kembali ke haluan? 

Kembali bermakna ia akan memulai dari bawah, tidak benar-benar nol. Tapi mereka yang seangkatan ASN mungkin sudah kemana-mana, memiliki posisi di hirarki yang berbeda. 

Sedang dirinya, sesudah 5 tahun ini? 

Sebab itu, melanjutkan ke periode kedua adalah opsi paling masuk akal di depan matanya. Masalahnya: kerangka dari pengaturan itu tak lagi seperti dulu. 5 tahun adalah waktu bagi mereka yang gagal kembali ke gelanggang, dengan ambisi dan sangat mungkin, logistik yang lebih besar. 

Termasuk di antara alumni organisasi mahasiswa ekstra kampus. Kerangka pengaturannya bergeser dan sudah dibagi menurut jatah masing-masing. 

Naas, kawan ini terlempar dari orbit utama. Tersingkir di ujung penentuan. Kecewa luar biasa, merasa seorang diri saja di tengah pertarungan yang mesti berhadap-hadapan dengan mereka yang segolongan dengan dirinya. 

Ia patah, remuk juga terluka. Tapi yang paling bikin sakit hati adalah "Saya dibilang selama menjabat tidak pernah peduli kepada urusan organisasi." Ia merasa difitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun