Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

"Joki Strava" hingga Pertanyaan yang Tidak Selesai

9 Juli 2024   10:54 Diperbarui: 9 Juli 2024   16:15 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringkas kata, dua modus di atas masih membutuhkan kerja pikiran, menyaratkan "manipulasi yang direncanakan". 

Sementara dalam konteks joki lari Strava, bagaimana mungkin Anda tidak pernah sedetikpun berlari tapi memiliki keberanian diri pamer di sosial media?

Katakanlah, Anda memosting statistik pace: 4:16 dengan total jarak 5 kilometer pada suatu Morning Run, tanpa sedikitpun meresapi ngos-ngosan, keram betis, atau mendadak ingin BAB di tengah jalan. 

Anda juga tidak menimbulkan korban (seperti aksi plagiasi) kecuali memelihara diri dengan kepalsuan terus menerus--itu artinya saya juga tidak usah bertanya yang aneh-aneh?; Anda tidak sedang menjaring subscriber demi monetisasi. 

Jadi motivasi apa yang menggerakkan jiwa-jiwa membayar jasa joki ini?

Rekam Statistik Morning Run S Aji yang pace-nya konsisten ngos-ngosan di menit 7:26 | Sumber: Strava
Rekam Statistik Morning Run S Aji yang pace-nya konsisten ngos-ngosan di menit 7:26 | Sumber: Strava

Postskrip. Selain menjadi ruang bagi perkawinan tak ada habis antara narsisus dan kepalsuan diri, sosial media adalah ruang yang bercampursari banyak kegilaan, selain kejahatan dan penipuan. Di sisi yang lain, tumbuh juga kepedulian dan aksi spontan bagi kemanusiaan.

Ruang digital atau cyberspace adalah entitas yang anarkis, tak ada pusat moral yang berkuasa melakukan aktivitas pengawasan dan sensorik terus menerus dan lantas menang karenanya. 

Dalam pada itu, hadirnya modus Joki Strava adalah bagian lanjutan pertanyaan yang belum saya temukan jawabannya. Saya mentok pada pertanyaan: kenikmatan macam apa yang diperoleh dari tipu diri semacam ini?!

Pasalnya, mengalami berlari bagi pelari sepi seperti saya dan banyak orang lainnya adalah sejenis pengalaman diri yang autentik. Autentisitasnya ditentukan dari kesetiaan untuk tidak berhenti ketika berlari sudah dimulai. 

Tidak terlalu penting pace yang Anda rekam adalah golongan pace keong yang tertatih-tatih tapi menolak berhenti di tengah jalan. Tidak penting andai sejarah berlari yang Anda pelihara sejak tahun 2017 hingga saat ini tidak membawa tubuh ke World Marathon Majors. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun