Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mati Niscaya ala Italia

30 Juni 2024   11:56 Diperbarui: 1 Juli 2024   00:16 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Italia, Gianluigi Donnarumma, berjalan tertunduk keluar lapangan di ikuti rekan-rekannya usai kalah 0-2 dari Swiss pada laga 16 besar Piala Eropa 2024 di Berlin, Sabtu (29/6/2024) malam WIB. (AFP/RONNY HARTMANN)

Pelatih berkepala plontos ini tetap menyertakan debutan muda yang sedang naik daun dari ranah domestik: Calafiori (22), Gatti (24) dan Fagioli (23)--tapi mengapa mesti menggeret bangkotan seperti Stephan El Shaarawy adalah perkara yang cuma diketahui Spalletti.

Luciano Spalletti, pelatih Italia | Football Italia
Luciano Spalletti, pelatih Italia | Football Italia

Kombinasi senior juara dan anggota baru membutuhkan tahapan yang disebut adaptasi dan penemuan chemistry.

Inilah inti perkara kedua. Skuad yang berubah, gaya yang sedang dalam ujicoba awal, dan musim yang jelas berbeda.

Kemudian, di tengah keterbatasannya, Italia kali ini adalah sedikit sekali bernuansa Juventus dan Milan--dua klub yang karena kontribusinya memberi pemain kepada timnas sampai dijuluki "la Fidanzata d'italia".

Bagi beberapa orang, tim ini terlalu Inter-minded. Namun, bagi saya, tak ada yang perlu dibesar-besarkan dengan opsi ini.


Inter Milan adalah juara domestik. Bastoni, Di Marco, Barella dan Darmian layak ada di sini. 

Masalahnya adalah sesudah era Bonucci-Chiellini yang bermain bersama di Juventus bermusim-musim, Spaletti harus menciptakan sistem yang menguatkan senyawa di antara Bastoni dan Califiori atau Gatti-Califiori menuju edisi Piala Dunia 2026. 

Mengapa ini menjadi sorotan? Ketika menjadi juara di Piala Dunia 2006, Italia punya Buffon di depan gawang serta Cannavaro dan Materazzi. Sedangkan di Piala Eropa 2020, kita sudah tahu siapa duet di garis belakang. 

Pada pokoknya, tanpa terbangun senyawa yang kuat barisan belakang, Italia selalu akan berhadapan dengan nasib yang sempoyongan, selain kehilangan cirinya yang paling fundamental: seni bertahan tingkat tinggi.

Sekuat-kuatnya Italia berusaha menyerang, lini belakang adalah fondasinya. Ini adalah perkara ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun