Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"13 Bom di Jakarta" dan Daya Tarik Persilangan Identitasnya

16 Juni 2024   10:16 Diperbarui: 19 Juni 2024   10:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film 13 Bom di Jakarta | Visinema Pictures via Kompas.com

Dalam konteks ini, negara bisa jadi adalah aktor teror yang tak tersentuh. Eksistensinya (selalu) berlindung pada jubah regulasi, birokrasi, atau normativitas yang seolah taken for granted. Ia adalah monster yang bisa memangsa siapa saja tanpa pernah bisa dihukum. 

Sementara yang seperti Arok atau Bane menjadi penting justru karena kemarahannya menjelaskan sebuah potensionalitas. Dengan caranya, ia memberi catatan terhadap daya rusak sebuah rezim politik, ekonomi dan hukum. 

Begitulah rasa=rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun