Last but not least, jangan dilupakan, orang ini adalah sosok yang pernah merasakan gelar juara selama menjadi pemain. Ia sudah bermain untuk Barcelona, Inter Milan, dan PSG. Ia memiliki mentalitas seorang pemenang.
Juventus, Tradisi Tua dan Status Raksasa Italia.
Di antara segelintar saja analisis atas pencapaian Thiago Motta, yang dari situ kita bisa melihat sebuah proyek sedang dirancang manajemen Juventus paska-skandal laporan keuangan, ada satu perkara yang penting untuk diperhatikan pula.
Perkara yang tidak berkaitan dengan ilmu sepakbola namun sesuatu yang bersifat makro dan merupakan kekuatan yang aktif dalam membentuk sejarah sebuah klub.Â
Kekuatan tersebut adalah Tradisi dan Dominasi.Â
Dalam kerangka itulah, di usia yang melampaui satu abad, keberadaan Juventus atau kebanyakan klub-klub tua di Eropa tidak cukup dimaknai sebagai sepakbola dan bisnis olahraga.
Lebih dari itu, sejarah sebuah klub bisa jadi mewakili sejarah pertentangan kelas, seperti yang berkembang di Britania Raya. Ia bisa saja mewakili sejarah dari migrasi pekerja dan pelajar (orang-orang Eropa sendiri), seperti banyak latar yang membentuk sejarah klub-klub sepakbola di Italia.Â
Sejarah yang lain juga bisa mewakili perseteruan bisnis di dalam satu kota yang mencintai sepakbola. Hingga akhirnya ia bisa bertahan karena kekayaan atau sebaliknya, hanya menjadi klub kecil yang dijaga seperti melestarikan sebuah situs budaya dari zaman antik.
Sebab itu pula, dalam kurun yang panjang tersebut, klub-klub tersebut tumbuh, berkembang dan bermetamorfosis menjadi identitas sebuah kota. Sebagai tradisi sekaligus dominasi dalam skala nasional bahkan mondial.
Pada fase yang kedua ini, sebuah klub sepakbola berkembang sebagai kebanggaan, simpul yang menyatukan lapisan sosial, hingga sumber bagi kontestasi dan ketegangan urban (misalnya antara AS Roma dan Lazio).Â
Dengan kata lain, di antara warisan arsitektur zaman kerajaan hingga ekspansi lengkung kuning McDonald, klub-klub ini turut membentuk kehormatan, tak sebatas daya tarik sebuah kota.