Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Suatu Pagi di Pasar Ngasem, Yogyakarta

22 Mei 2024   16:01 Diperbarui: 23 Mei 2024   06:53 4355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang Pasar Ngasem, Yogyakarta | Dok: S Aji

Dari Masa Lalu Hingga Hari Ini. Pasar Ngasem disebut-sebut sebagai salah satu pasar tradisional tertua di Yogya, terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton. 

Sejarahnya konon sudah eksis sejak tahun 1809 atau lebih dulu ada sebelum pecahnya Perang Jawa (1825-1830). Di masa lalu, pasar ini merupakan pasar burung terbesar di Yogya sebelum dipindahkan di tahun 2010 silam.

Sedang di masa kini, ketika bangunan perbelanjaan modern adu cepat dan kuat membentuk landmark Yogyakarta, Pasar Ngasem tetaplah sebuah daya tarik; magnit urban. Paling sedikit, keberadaannya tak luput dari peliputan jurnalistik.

Dari pasar ini, Detik Food merekomendasikan lima menu tradisional yang perlu dicoba. Carabikang Bu Wanti, Warung Makan Bu Sirep, Warung Makan Yu Ngademi, Cilok Legen Pak Nawi dan Nasi Brongkos Bu Rini.

Berbeda dengan Detik Food, Seputar Yogyakarta (Kumparan) menulis jika di sini ada beberapa kuliner yang khas seperti Jenang Gempol, Apem Beras, Wedang Sendang Ayu Bu Mursui, Lupis, Bubur Krecek dan Carabikang. 

Tak ketinggalan, Kompas juga meliput keberadaan kulinernya yang enak dan diwartakan pada 19 Desember 2022.

Salah satu sudut yang menjadi tempat sarapan di dalam Pasar Ngasem | Dok: S Aji
Salah satu sudut yang menjadi tempat sarapan di dalam Pasar Ngasem | Dok: S Aji

Walau begitu, mengutip cerita Prabu Yudianto di Mojok yang berjudul Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena, pasar ini bukan cuma menyimpan kekayaan kuliner tradisional. 

Pergulatan sejarahnya menyimpan kisah yang panjang. ada jejak bencana alam (gempa), hingga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman. Seperti sebuah tempat yang menghimpun orang-orang.

Yudianto (juga) menambahkan jika Pasar Ngasem sekarang diramaikan berbagai event, baik kegiatan budaya maupun seni. Pasar ini bahkan pernah menjadi pusat penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Ia telah menjadi kekinian yang bercampursari.

Dalam penglihatan yang sangat terbatas dan sebentar, saya merasa Pasar Ngasem adalah contoh dari tradisionalisme yang hidup, tak sebatas romantika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun