Dari Masa Lalu Hingga Hari Ini. Pasar Ngasem disebut-sebut sebagai salah satu pasar tradisional tertua di Yogya, terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton.Â
Sejarahnya konon sudah eksis sejak tahun 1809 atau lebih dulu ada sebelum pecahnya Perang Jawa (1825-1830). Di masa lalu, pasar ini merupakan pasar burung terbesar di Yogya sebelum dipindahkan di tahun 2010 silam.
Sedang di masa kini, ketika bangunan perbelanjaan modern adu cepat dan kuat membentuk landmark Yogyakarta, Pasar Ngasem tetaplah sebuah daya tarik; magnit urban. Paling sedikit, keberadaannya tak luput dari peliputan jurnalistik.
Dari pasar ini, Detik Food merekomendasikan lima menu tradisional yang perlu dicoba. Carabikang Bu Wanti, Warung Makan Bu Sirep, Warung Makan Yu Ngademi, Cilok Legen Pak Nawi dan Nasi Brongkos Bu Rini.
Berbeda dengan Detik Food, Seputar Yogyakarta (Kumparan) menulis jika di sini ada beberapa kuliner yang khas seperti Jenang Gempol, Apem Beras, Wedang Sendang Ayu Bu Mursui, Lupis, Bubur Krecek dan Carabikang.Â
Tak ketinggalan, Kompas juga meliput keberadaan kulinernya yang enak dan diwartakan pada 19 Desember 2022.
Walau begitu, mengutip cerita Prabu Yudianto di Mojok yang berjudul Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena, pasar ini bukan cuma menyimpan kekayaan kuliner tradisional.Â
Pergulatan sejarahnya menyimpan kisah yang panjang. ada jejak bencana alam (gempa), hingga menjadi sumber inspirasi bagi para seniman. Seperti sebuah tempat yang menghimpun orang-orang.
Yudianto (juga) menambahkan jika Pasar Ngasem sekarang diramaikan berbagai event, baik kegiatan budaya maupun seni. Pasar ini bahkan pernah menjadi pusat penyelenggaraan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Ia telah menjadi kekinian yang bercampursari.
Dalam penglihatan yang sangat terbatas dan sebentar, saya merasa Pasar Ngasem adalah contoh dari tradisionalisme yang hidup, tak sebatas romantika.Â