Rispek! Kalau kata komika.
Lalu, kejadian kedua di bandara internasional Domine Eduard Osok. Di dalam toilet. Saat sedang transit menunggu penerbangan ke Manado.
Saya harus ke toilet untuk memastikan kedua kalinya jika kamar mandi yang memiliki kloset duduk sudah kosong. Tapi pas tiba di depan pintunya, rasa itu sudah hilang. Tak ada penumpang lain di dalam sini. Hanya seorang anak muda, mungkin baru lepas 20-an. Dia seorang petugas cleaning service.Â
Pada kunjungan pertama ke toilet, anak muda ini sedang berdiskusi serius dengan seniornya yang seorang ibu. Bukannya kepo, bandara ini kecil. Jarak mereka tak jauh dari posisi saya berdiri dan menunggu. Seniornya itu seperti sedang menunjukan rasionalisasi dari keputusan yang harus diambil.
Jadi ketika tersisa kami berdua di depan wastafel, saya berusaha akrab.Â
"Pesawat yang ke Manado jam berapa ka? Macam mo delay e. "
Dia hanya melihat sebentar. Terus bilang. "Bapak ke Manado ka?"
"Iyo." Dalam hati saya, kenapa de tra panggil kaka saja?
"Nanti tunggu pesawat yang dari Jayapura."Â
"Oooh." Terakhir saya pulang ke Jayapura tahun 2011. Wajar sekali jika tidak memahami lagi jam kedatangan pesawat dan jalur transitnya.Â