Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Layaknya "No Time to Die", Kesedihan Semestinya Tak Bertele-tele

13 November 2021   18:13 Diperbarui: 30 November 2021   17:00 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tono mendadak menemukan sekutu opini. 

"Tapi, setidaknya Bond sedikit jujur, walau bukan yang paling baik. Teror terhadap dunia Barat memiliki jejaknya dalam ambisi narsistik mereka mengendalikan dunia. Perlawanan wilayah pinggiran sebagai kawasan penopang hanyalah penolakan-penolakan yang enggan diakui mereka.

Bahkan hendak dibereskan dengan pagelaran kekerasan baru. Sejujurnya, yang begini ini sakit jiwa, sih."

Sadis juga si Tono, batin Dkils. "Bisa jadi," Andi tak menduga penglihatan seperti ini.

"Bagaimana dengan Rami Malek atau siapa sih namanya. Lucifer, bukan?" Dkils mengajukan tanya lagi. Dia mengubah strategi. Bukan lagi perumus mula-mula sebuah tesis.  

"Jenis penjahat yang gagal, menurutku," tegas Andi,"dia lebih pantas dilihat sebagai penjahat dengan masa anak-anak yang sakit-sakitkan ketimbang tubuh penuh dengan dendam yang memiliki gagasan gila terhadap kontrol populasi manusia."

"Tapi, mengapa drama agen khusus intelijen dan konspirasi teror gaya Hollywood mesti menyeret-nyeret keberadaan keluarga yang berantakan? Kalian tahu kenapa?" ganti Yanto yang mengambilalih strategi Dkils.

"Sebab.....,"

"Dan itu jarang terjadi dalam film Mandarin." Tono menimpali. 

"Sebab menurut Deadpool, film superhero yang berhasil adalah cerita drama keluarga yang melodramatik." Tutup Yanto sambil terbahak-bahak.

"Bahkan untuk yang satu inipun, No Time to Die adalah kualifikasi yang gagal. Menurutku." Terang Dkils.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun