Artinya, tulisan-tulisan kewargaan bukan saja mesti diberi kesempatan. Ia bahkan harus diberi ruang selama berdiri-berhadapan dari kecenderungan merayakan viral, perburuan click bait, terlebih lagi berkelindan tak karuan dengan mesin-mesin produksi hoaks.Â
Sebagai teknologi melawan lupa (bahwa kita adalah satu bangsa yang semestinya tidak berpecahbelah karena syahwat segelintir manusia lupa diri), Kompasiana sudah menempatkan dirinya di sini sepanjang 12 tahun terakhir. Di tengah datang dan pergi warganya, berusaha menjadi ruang bagi suara-suara yang jauh dari hingar bingar pemberitaan arus utama.
Mungkin saya berlebih-lebihan.Â
Kita tidak mesti memiliki alasan dan niat yang tunggal dalam semesta yang sama untuk bertahan, bukan?
***