Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Telepon dari Masa Lalu

16 Februari 2020   12:11 Diperbarui: 16 Februari 2020   19:28 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: deviantart.com/xhawk3yex

"Saya mau jadi polisi. Saya akan cari orang yang menempeleng kita itu."

"Ah, yang betul saja."

"Kau tunggu saja!"

Sesudah lulus, Fre memang tak menunda lama mendaftar SECABA. Dia tak sendiri. Ada Ran juga, seorang sahabat. Bertiga, mereka memang sering bersama sejak masih sekolah. Sering berbagi petualangan, kenakalan, dan cerita-cerita tentang siapa saja yang membuat mereka seharusnya jatuh cinta atau patah hati. 

Tembang Green Day bersenandung lagi. Wake me up when September ends.

***

"Pak, bisa tolong isikan pulsakah? Lima puluh ribu saja, di nomor saya."

"Oh, siaap. Lima puluh ya?"

"Iyaa, maaf tadi ada tamu." 

"Oke. Tapi tunggu sebentar, saya harus ke ATM. Mungkin lima menit lagi."

"Baik, Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun