Orang-orang masa kini diintai degradasi diri yang serius, yaitu tidak tahu cara mengelola kebersamaan secara bermutu. Kebersamaan hadir sebagai sekadar jumlah: ada ayah, ibu, anak-anak dalam satu ruang. Kebanyakan tidak berbicara dan saling mendengar. Â Terbenam ke dalam layar gawai.
***
Kritik terhadap kondisi di atas memang telah menjadi "isu bersama" diskursus budaya pun permenungan filosofis. Seolah melanjutkan suara-suara yang curiga dengan apa yang dimusnahkan ketika Pencerahan menjadi megaproyek peradaban Barat dan (dipaksa) meluas kemana-mana.
Dalam "Perjamuan Khong Guan", saya masih menikmati Jokpin dengan kritik sosialnya yang tetap jenaka. Kritik yang menunjukan kemalangan-kemalangan manusia, romantikanya yang absurd dan kesepian-kesepiannya yang tersembunyi riuh di permukaan.Â
Kritik-kritik puitik yang mengingatkan akan pentingnya keberjarakan diri dari kemelekatan pada digitalisme.
Sudah semestinya buku ini nangkring di rak bukumu, kawan.
Tabik!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H