Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengalami "Perjamuan Khong Guan"

3 Februari 2020   10:28 Diperbarui: 21 Februari 2020   09:16 3442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjamuan Khong Guan - Joko Pinurbo | Koleksi Pribadi

Orang-orang masa kini diintai degradasi diri yang serius, yaitu tidak tahu cara mengelola kebersamaan secara bermutu. Kebersamaan hadir sebagai sekadar jumlah: ada ayah, ibu, anak-anak dalam satu ruang. Kebanyakan tidak berbicara dan saling mendengar.  Terbenam ke dalam layar gawai.

***
Kritik terhadap kondisi di atas memang telah menjadi "isu bersama" diskursus budaya pun permenungan filosofis. Seolah melanjutkan suara-suara yang curiga dengan apa yang dimusnahkan ketika Pencerahan menjadi megaproyek peradaban Barat dan (dipaksa) meluas kemana-mana.

Dalam "Perjamuan Khong Guan", saya masih menikmati Jokpin dengan kritik sosialnya yang tetap jenaka. Kritik yang menunjukan kemalangan-kemalangan manusia, romantikanya yang absurd dan kesepian-kesepiannya yang tersembunyi riuh di permukaan. 

Kritik-kritik puitik yang mengingatkan akan pentingnya keberjarakan diri dari kemelekatan pada digitalisme.

Sudah semestinya buku ini nangkring di rak bukumu, kawan.
Tabik!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun