MINUMAN KHONG GUAN
Tak ada yang lebih tabah
dari jamaah Sapardi:
pagi-pagi sebelum beribadah mandi
sudah membuka kaleng Khong Guan
berisi hujan bulan Juni
dan menjadikannya
minuman pereda nyeri.
(2019)
Sebuah cara sederhana memberi keberjarakan terhadap rutin peristiwa harian adalah dengan membaca puisi-puisi Joko Pinurbo/Jokpin. Termasuk pada karya terbarunya yang diberi judul Perjamuan Khong Guan.Â
Keberjarakan itu bisa saja dimaknai dalam ukuran yang fisikal. Sebagai ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Jauh atau dekat.Â
Tapi keberjarakan juga bisa menunjukan "relasi psikis". Kita mungkin terlanjur terikat padanya. Mungkin sebaliknya: tidak akrab, tampak asing dan menciptakan perasaan ragu-ragu atau tak nyaman.Â
Keberjarakan, dapat juga kita mengerti sebagai "problem kultural", sejauh apa kita memaknai hidup, orang-orang serta tragedi yang menyatukan itu semua.
Intinya, situasi keberjarakan yang terbentuk dari puisi dengan lansekap keseharian orang-orang kecil dari Jokpin memberi kita semacam interupsi. Interupsi terhadap yang terlanjur menjadi biasa di mata, isi kepala dan cara kita menyaksi peristiwa.
Perjamuan Khong Guan menghimpun 81 puisi kedalam 4 bab. Â Pada bab Kaleng Tiga, ada kumpulan puisi tentang Minnah yang terinspirasi dari aktris korea, Bang Min-ah.Â
Dari pemberitaan Tempo, nama ini muncul di saat Jokpin sedang mencari informasi tentang puisi di Korea. Nama Min-ah memberi kesan khusus. Saya terbakar kepo, siapa sih?
Setelah menemukan riwayat singkatnya di laman pencaharian google, Bang Min-ah memang bukan nama asal comot. Min-ah adalah penyanyi juga aktris drama. Setidaknya sudah ada 9 drama seri dan 2 film yang diperankannya sejak tahun 2011. Aktris kelahiran 1993 ini memulai debutnya 2010.Â
Tapi kabar selebriti ini, tentu saja, hanya memicu daya puitika. Dalam KALENG TIGA dimana Minnah dilahirkan, kita tidak bakalan membaca selebritisme dan pemujaan terhadapnya yang mengenaskan.Â
Jokpin menjadikan Minnah sebagai kritik terhadap tradisi membaca atau kultur literasi. Minnah yang mencerminkan absennya sikap kritis dan mawas diri.