Aksi perlawanan petisi yang juga disambut oleh beberapa hakim muda. Sedang di luar pengadilan, seorang ibu yang kehilangan anak dan seorang karyawan yang dipecat karena melawan pelecehan seksual, adalah sekutu kecil yang membangun "opini tandingan" terhadap konspirasi NJ grup.
Perlawanan hakim muda terhadap kuasa hakim tua akhirnya dimenangkan. Serangan balik opini yang telak di titik Achilles grup NJ pun membalik arus percakapan massa, yang sesekali waras, tiba-tiba gila dan mengerikan.
Hakim Park menjadi matahari muda di pengadilan. Zaman baru segera terbit. Para hakim tua mulai memikirkan untuk mengundurkan diri.
Lantas, bagaimana dengan romantika Park dan Im? Drama kok isinya filsafat dan politik, siigh..
Tidak banyak yang dramatik dari hubungan asmara keduanya. Yang barangkali perlu ditakar adalah dialog yang terbangun ketika Park bertanya apa alasan Im menyukainya,
"Kenapa kau menyukaiku?"Â
"Karena kau membuatku tak nyaman."
Tak nyaman kok jatuh hati?
Begini jawab si Im Ba-reun, yang putih kulitnya serupa singkong baru terkupas itu:Â karena kau membuatku merefleksikan diriku.
Maksudnya tuh, karena kehadiran Park, dengan sudut pandangnya, dengan sikap-sikap (politik) hukumnya, dengan empatinya yang tak mengenal lelah apalagi takut, membuat Im melihat sisi yang payah dalam dirinya sendiri. Sisi yang membuatnya harus terus belajar memahami dirinya yang tak tuntas.
Zadiiiss, eug nulis perkara drakor sepanjang ini.... Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI