Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Miss Hammurabi", Dramaturgi dalam Kompleksitas Manusia, Hukum, dan Kekuasaan

9 Januari 2019   17:43 Diperbarui: 9 Januari 2019   19:51 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Miss Hammurabi | Sumber ilustrasi: Amazon.com

(Maaf  Lee Da-yeon yang anggun, saya mengabaikan cerita cintamu yang lumayan heboh itu).

Sisanya, adalah bumbu-bumbu drama yang mengajak penonton terbenam dalam tema serius Ms. Hammurabi. Tema yang menjadi aspek ketiga penyusun kompleksitas adalah PENEGAKAN HUKUM dan KEKUASAAN. Atau, yang justru merupakan centrum cerita.

Kita bisa melihat bagaimana hakim Park dengan profil psikis yang kelam itu berusaha melampaui proseduralisme. Bagi dirinya, hukum harus melindungi yang lemah. Dalam kata-katanya, hukum wajib tajam ke atas, tumpul ke bawah!

Sebab itu juga, ia mengulurkan tangan pada seorang ibu yang kehilangan anaknya karena malpraktik medis. Ia memimpin sidang yang "membela karyawan magang" korban pelecehan seksual. Ia juga memberi masukan yang menghukum seorang professor dengan tuduhan percobaan pemerkosaan mahasiswinya.

Professor  yang merupakan menantu keluarga kaya, penguasa NJ grup dengan anak laki-laki pewaris yang tumbuh besar bersama Park, lantas, jatuh cintalah.

Park juga membela rekan sesama hakim perempuan yang mengalami perlakuan kasar dari hakim ketuanya. Ia mengorganisir petisi dan menginisiasi sidang komite hakim, tindakan yang tiba-tiba seperti melahirkan gempa di dalam pengadilan yang dingin, tertib, dan serba berdasi.

Dengan kata lain, Park dengan idealisme muda nan bersemangat telah mengguncang tatanan yang selama ini menyembunyikan praktik-praktik menindas di balik klaim sebagai institusi penegak hukum.

Penindasan yang bersumber dari dua hal, posisi dan kewenangan atau otoritas serta diskriminasi gender. Dua model penindasan yang dipelihara dari struktur patriarki.

Di sini, dalam 16 seri ini, kritik terhadap patriarkisme dihadirkan secara eksplisit.

Sedangkan Im Ba-reun, yang bertipe lebih dingin, prosedural, dan karena itu juga hati-hati, sering tampil layaknya rambu-rambu. Sesuatu yang setia mengingatkan tanpa bosan, melindungi tanpa mengatakan, merindukan tanpa mengirimkan pesan telanjang. Tak ada kamus meninggalkan baginya, persis traffic light.

Kemampuan bertahan seperti ini menyempurnakan cintanya yang juga telah tumbuh sejak masa sekolah--nostalgia SMA kitaaa, jangan bubar begitu sajaaa. Begitulah kura-kura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun