Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Miss Hammurabi", Dramaturgi dalam Kompleksitas Manusia, Hukum, dan Kekuasaan

9 Januari 2019   17:43 Diperbarui: 9 Januari 2019   19:51 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Miss Hammurabi | Sumber ilustrasi: Amazon.com

Namun ketika panggung yang menjadi arena dari pentas peran dipadamkan, ada semesta yang tidak terjangkau oleh cahaya atau, sangat bisa jadi, bertolak belakang dengan apa yang tampak diperankan secara rutin.

Kita mungkin melihat teknik Dramaturgi di sini.

Dunia psiko-sosial di luar panggung pengadilan jauh lebih rumit. Inilah kompleksitas kedua sekaligus magnit pertama yang menyedot penonton menelisik sejarah hidup dari masing-masing karakter.

Hakim Park yang selalu tersenyum hampir tanpa kelihatan giginya itu hidup melawan luka dan trauma. Memiliki ayah yang sukses dan kaya, ibunya seorang yang lembut dan anggun. Rumah mewah dan hidup yang serba tersedia.

Akan tetapi, ayahnya adalah penganut "Bapakisme" yang mengerikan. Sering menjadikan ibunya sansak hidup. Dan ketika bangkrut, memilih jalan bunuh diri. Bapakisme yang memble! Ibunya kemudian harus hidup dengan mengatasi kegilaan.

Pun dengan Park remaja. Mengalami beberapa kali pelecehan seksual, selain perlakuan keras bapaknya. Ia hidup dalam ketakutan, bahkan membangun persepsi bahwa manusia di luar dirinya hanyalah jenis yang berbahaya; orang-orang dengan laku homo homini lupus.

Singkat kata, Park yang ketika bersemangat bisa meruntuhkan apa saja itu memiliki jejak penderitaan sebagai anak perempuan tunggal horang kayah yang naas.

Sedangkan koleganya, hakim sebelah kanan, Im Ba-reun juga adalah anak lelaki tunggal dengan latar ekonomi menengah ke bawah. Ayahnya adalah seorang yang payah dalam karir, mantan reporter yang sibuk mencari kerja di masa tua. Ibunya hanyalah seorang pengurus rumah tangga yang sabar.

Im Ba-reun remaja adalah lelaki yang gemar menghabiskan waktu di depan buku. Seorang yang pembelajar dan ketus. Dia tumbuh dengan ketidaksukaan terhadap manusia lain, tapi bukan karena luka atau trauma. Mungkin sejenis sikap antisosial.

Keduanya memiliki satu latar belakang yang sama: menjadi hakim karena kerja keras sendiri.

Di luar dunia psiko-sosial yang seperti ini, ada dunia hakim senior yang galak dalam persidangan namun tanpa wibawa di depan istri dan dua anak perempuannya dan ada dunia yang dihuni oleh perempuan-perempuan yang telah menjanda, serta dunia seorang muda yang kaya raya, pebisnis dari keluarga pemilik kerajaan bisnis yang sedang mekar berkibar-kibar, NJ grup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun