Hubungan antar komponen yang terlibat dalam ketegangan sejatinya rumit, kusut dan bertukar tempat.
Dalam kelompok anarkis misalnya. Ada dua kecenderungan yang bergulat di balik pemogokan yang konsisten bersama keanggotaan yang terus meluas. Dua kecenderungan itu adalah yang tetap memilih jalan aktif non-kekerasan berhadapan dengan aktif kekerasan.
Yang pertama diwakili oleh kepemimpinan yang lebih tua, secara umur maupun angkatan dalam gerakan. Sedang yang kedua, lebih muda dengan gairah yang membara terhadap tumbangnya sistem lama dengan pertempuran bersenjata.
Demikian juga situasi dalam institusi kepolisian.
Sang Komisaris adalah sosok yang mulai sepuh dan menahan diri dari segala model dari taktik represi. Dia bukan saja menyadari jika polisi bekerja untuk menegakan hukum namun juga percaya jika kekerasan yang diproduksi dari negara akan melahirkan kekerasan lanjutan dengan skala yang lebih mengerikan.
Sementara itu, bawahannya yang lebih muda, tumbuh dengan sikap yang arogan. Tak sungkan menggunakan kekerasan. Mereka juga menjadikan para baron sebagai "sapi perahan". Tipe bawahan dengan pikiran-pikiran yang sering tidak menyadari konsekuensi yang lebih luas.
Sama halnya yang terjadi di dalam tubuh petinggi politik dan militer.
Selalu ada geng, blok atau faksi yang menghendaki konflik pecah sebagai kekerasan jalanan bahkan perang saudara. Dengan begitu, suasana menjadi chaos dan terbitlah dalih untuk memobilisasi angkatan perang demi menertibkan keadaan serta memulihkan kewibawaan negara. Coup d'etat.
Saat yang bersamaan, juga ada kelompok yang tidak ingin itu terjadi. Berusaha untuk membuat poros yang mendorong benturan itu memahami konsekuensi-konsekuensi yang lebih luas, paling tidak menahan diri dari jebakan siklus kekerasan.
Bagaimanakah ketegangan dimutasi menjadi ledakan kekerasan, seolah sesuatu yang niscaya?
Hanya tersedia satu cara. Ketegangan politik harus didorong pada titik dimana satu-satunya konsensus yang tersedia adalah dengan pecahnya benturan. Perang adalah ujung dari diplomasi yang buntu, bukan?