Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Belajar dari Palu] Merenungi Teladan Guru Tua

30 September 2018   09:05 Diperbarui: 30 September 2018   10:18 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa yang sudah sepuh dan tak lagi mengajar disekolah Alkhairaat di Manado, kiai Hasyim Arsjad yang memiliki basis keilmuan fiqih masih tetap setia mengasuh jamaah pengajian tiap minggu yang berlatar belakang ibu-ibu rumah tangga, karyawan toko, pedagang, pegawai negeri, hingga mahasiswa. Saya salah satu dari kumpulan mahasiswa yang sempat belajar kepada beliau.

Semasa hidupnya, kiai Hasyim Arsjad adalah sosok yang selalu menjaga wudlu-nya tidak batal sejak subuh hari. Beliau juga tidak pernah marah dengan suara yang keras dan tinggi. Lebih cenderung berdiam diri.

Pada satu kesempatan,di rumah beliau sedang diadakan tasyakuran. Saat itu, di atas meja, beberapa lauk telah dihidangkan. Kiai Hasyim hanya mengambil nasi dan sayuran serta mempersilahkan murid-muridnya.

Saya kemudian menghampiri beliau dan bertanya.

"Yai, kenapa gak makan ayam?"

 "Saya memang tidak makan daging."

"Kenapa, Yai?"

Saya menduga akan muncul penjelasan tentang laku vegetarianisme dalam ajaran Islam. Tapi jawaban yang muncul..

"Saya tidak tega melihat ayam ketika disembelih. Sama juga ketika melihat ikan yang dibanting dulu sebelum dibersihkan." 

Saya kira kepribadian yang lembut sebagaimana terpancar dari hidup sehari-hari KH. Hasyim Arsjad adalah salah teladan hidup dari buah dari didikan Guru Tua dan Alkhairaat. 

Teladan lain yang tidak bisa diabaikan dari sosok Guru Tua, selain pendidik, pedagang, beliau juga memiliki karakter darah pejuang: berperang melawan kolonialisme Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun