Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Belajar dari Palu] Merenungi Teladan Guru Tua

30 September 2018   09:05 Diperbarui: 30 September 2018   10:18 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkembangnya Al-Khairaat hingga keluar Sulawesi tak semata karena Islam memiliki spirit agama dakwah. Spirit saja tak cukup, sebagaimana normatifisme tak praksis akan selalu menjadi 'ideologi langit yang membeku'. Tetapi, ia harus diletakkan dalam fondasi yang memungkinkannya berdiri tegak dan kokoh.

Sebuah sumber daring menyebutkan jika warisan besar dan berharga yang ditinggalkan Guru Tua adalah lembaga pendidikan Islam Alkhairaat. Sampai saat ini Alkhairaat telah mengukir suatu prestasi yang mengagumkan. Dari sebuah sekolah sederhana yang dirintisnya, kini lembaga ini telah berkembang menjadi 1.561 sekolah dan madrasah.

Selain itu, Alkhairaat juga memiliki 34 pondok pesantren, 5 buah panti asuhan, serta usaha-usaha lainnya yang tersebar di kawasan Timur Indonesia (KTI). Sedangkan di bidang pendidikan tinggi, yakni universitas, Alkhairaat memiliki lima fakultas definitif dan dua fakultas administratif atau persiapan, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan dan Fakultas Kedokteran dengan 11 program studi pada jenjang strata satu dan diploma dua.

Teladan Guru Tua
Guru Tua dalam membangun perguruan Islam Al-Khairaat tetap dengan berdagang. Seperti yang telah disebut sekilas, sebelum mendirikan pusat pendidikan di bumi Dato Karama, riwayat biografis beliau adalah seorang pedagang.

Guru Tua sempat mampir ke Pekalongan (Jawa Tengah) dan berdagang Batik. Hingga dengan berdagang itulah, perjalanan hidup membawanya ke Donggala, Sulawesi Tengah. Guru Tua terus berdagang untuk menghidupi perguruan Islam yang masih bayi itu. Beliau berdagang di seantero kota Palu, mencari dana demi menghidupi karyanya sendiri.

Dalam aktifitas kepengajaran, Guru Tua juga dikenang sebagai pribadi yang hangat dan lembut. Beliau sangat mencintai santrinya. Saking cintanya terhadap santrinya, Guru Tua tak segan membagi lauk dari piring makannya jika ada santri yang tak kebagian lauk saat makan bersama. Beliau juga membayar 'uang sekolah' santrinya yang belum mendapat kiriman, sementara guru-guru yang lain sudah tak sabar menagihnya.

Semasa hidupnya, beliau dikenal tak pernah marah dengan suara yang tinggi apalagi membentak. Tidak pula memiliki tangan pengayun rotan atau melempar terompah yang dipakainya saat sedang kesal. Beliau memilih marah hanya dengan berdiam.

Satu hal yang menarik dari Guru Tua juga pernah ditanya kenapa tak membuat buku yang bisa diwarisi oleh generasi kemudian, beliau menjawab, "Murid-muridku adalah bukuku."

Dalam praktiknya, prinsip ini ditunjukan dengan mendidik murid-murid yang lalu disebar menjadi pengajar di sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan Al-Khairaat. Salah satu yang dikirim untuk mengajar ke sekolah Al-Khairaat di Tondano, Minahasa, adalah almarhum KH. Hasyim Arsjad.

KH. Hasyim Arsjad, berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Banjarmasin adalah wilayah yang merupakan produsen ulama besar seperti Syaikh Arsjad Al-Banjari dimana ketinggian pengetahuannya dicatat khusus dalam sejarah ulama Nusantara sebagaimana ditulis DR. Azumardy Azra dalam disertasi yang berjudul Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVII.

KH. Hasyim Arsjad merupakan murid langsung Guru Tua yang tergolong kelompok angkatan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun