Tiba-tiba, ruang kecil dipenuhi oleh Satuan Pengamanan Pesona, begitu mereka diberi nama, menyeruduk masuk dan meringkus semua orang. Sessi diskusi belum lagi dimulai, padahal.
"Mereka terkutuk subversif, tangkap semua yang ada!"
Aku melihat wajah Dimitri yang pucat pasi dan Kuzmanov yang berurai air mata. Entah apa yang terbayang di kepala mereka, apakah kelelahan ayah ibunya atau interogasi yang melelahkan dan masa-masa pengasingan di penjara sampai vonis Pengadilan Pesona dijatuhkan. Bodoh ah!
Aku dibawa ke sebuah ruang gelap. Hanya ada sebatang lilin diantara aku dan si pemeriksa. Suaranya dingin penuh selidik. Wajahnya samar-samar terlihat bundar, seperti buah labu yang diukir untuk pesta hantu-hantuan.
"Apa yang kalian perjuangkan? Menghidupan cerita lama pemberontakan?"
"Selow, Bos. Seharusnya Anda membaca makalah sebelum menuduh kami sebagai subversif dari masa lalu. Aku hanya menulisulang kisah seorang putri yang dihapus riwayatnya dari negeri ini. Raisandra, seorang cantik yang mampu bernyanyi dengan suara yang menyegarkan ketika kelelahan panen dimulai. Termasuk perempuan bernama Vonya Cornellya Dasha, yang mampu berakting sempurna di setiap opera pesta panen. Mengapa riwayat mereka tak boleh dirujuk?"
"Omong kosong! Kita bukan bangsa pengawet. Bersiaplah untuk sidang. FYI, kau sebagai inisiator memiliki daftar pelanggaran sempurna. Merancang pemberontakan dan mengancam ketentraman," katanya lekas.
"Apa itu FYI?"
"For Your Information, goblok!"
 "Aih.."
Kau sudah punya jawaban untuk bagaimana propaganda dimulai? Atau mengapa propaganda harus dimulai? Dan kata-kata yang mengisi titik-titik pada kalimat setiap kehadiran punya versinya. Setiap tubuh punya potensinya. Dan setiap bukan....selalu menjadi sasarannya?