Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Latar Besar Kebijakan Full Day School dalam Dua Kritik

16 Juni 2017   05:46 Diperbarui: 16 Juni 2017   17:15 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: The Jakarta Post

Karena itu juga, polemik yang sedang berkembang ini, justru bagus karena dengan begitu ada ruang membangun diskursus yang lebih kritis dan seimbang. Sebuah ruang yang mestinya selalu ada sebagai penanda bahwa kelompok organisasi masyarakat sipil selalu bisa bekerja fleksibel, sebagai counterpart. 

Pada momen tertentu, menjadi antitesa negara. Pada momen yang lain, menjadi "tesa". 

Tentu spiritnya ada dalam tujuan besar pemenuhan cita-cita kemerdekaan nasional. Tujuan besar yang secara kolaboratif meminta peran bersama tanpa terjebak pada kemungkinan mengambil jalan pintas atau terburu-buru. Kemungkinan yang membuat etatisme menjadi berbahaya. 

Pada batas tertentu, Negara memang tak boleh diberi ruang masuk terlalu jauh dan serba mengatur.

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun