Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Lelaki yang Melawan Lelakinya

27 Januari 2017   12:31 Diperbarui: 27 Januari 2017   16:11 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ideal-ideal itu telah menjadi beban, di beberapa orang berfungsi layaknya kutukan. Kegagalan memenuhinya telah menjadi arsip-arsip kenangan yang terus diratapi diam-diam. Rasa sakitnya tersembunyi dalam rutinitas yang sibuk, dalam perburuan karier yang saling memangsa, dalam libur-libur akhir pekan yang mengasingkan, dalam harmoni rumah tangga yang lebih sebagai keinginan untuk diakui sebagai lelaki sukses. Lelaki tidak lagi menyadari keterbatasannya sendiri,” terangmu.  

“Kau penuh dendam kepada hidup yang normal. Padahal kau memiliki istri yang cantik dan anak-anak yang berprestasi. Kariermu pun melesat cepat. Hidup sepertimu banyak dirindukan.”

Hanya itu komentar interogator. Ia merasa berhadapan dengan kegilaan, sesuatu yang lebih mencemaskan dari subversif, sejujurnya.

“Sebab saya pernah hidup sebagai perempuan.”

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun