Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengabdian Cinta Emon

4 September 2016   18:40 Diperbarui: 4 September 2016   19:14 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lhoo, kok hampir?"

"Emon gak romantis. Masa sama bayinya yang dinyanyiin lagu-lagu Iwan Fals Bu?" gerutu Mika. Manja pada ibunya kumat.

Ibunya diam saja. Menyembunyikan senyum.

"Lantas?" tanyanya lagi.

"Dia juga sering telat kalau dipanggil. Aku kan sedang hamil besar Bu. Harus dirawat benar. Kalau keguguran, gimana?"

Ibunya masih terdiam. "Emang kamu mau nyuruh apa?"

"Aku pengen makan batagor pak Mamat. Yang jualan dekat kantor desa itu Bu. Enak banget. Ibu pernah nyoba belum?"

"Iyaa sudah, ibu yang beliin ya. Kamu jagain rumah."

"Jangan Bu, biar Emon aja. Mooon..Mooon," teriak Mika tapi ibunya sudah berlalu.

Sambil tidur malas di ranjangnya, Mika kini membayangkan dirinya melahirkan. Anaknya akan dinamai siapa? Emonika saja. Tak perlu pakai identitas marga. Biar gak patriarki minded, batin Mika mengenang pelajaran kuliahnya. 

Tiba-tiba bau hangus menyeruak. "Apa yang hangus nih?" gumamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun