Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karto dan Pesbuknya

11 Agustus 2016   16:21 Diperbarui: 11 Agustus 2016   18:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Bagaimana kalau kita bertiga membeli hape yang sama. Kita pesbukan juga agar bisa tahu apa yang membuat Karto mengacuhkan kita?” katanya.

Mereka bertiga seperti sedang melihat cahaya sesudah terkurung dalam goa yang sesak.

***

Ketiganya kemudian berkunjung ke warung Karto yang makin sepi ditinggal pembeli dan kenangan untuk bertanya cara membuat akun pesbuk.

Tiba di depan warung, pintunya tertutup. Gerobak bakso juga tidak diisi dandang kuah dan toples garam dan vetsin. Tak juga terlihat ada mi dan cincangan daun sop.

“Karto kemana ya?” Tanya Jum. Cemas.

Juki berkeliling bekas pos ronda dan tak menemukan sosok Karto. Demikian juga yang dilakukan Imah.

“Barangkali ia di masjid…,” duga Jum.

Juki lekas berlari ke masjid.

“Tak ada siapa-siapa di masjid,” lapor Juki sesudah hanya menjumpai bangunan sepi yang belum masuk waktu shalat.

“Karto tadi pagi pamit ke kota. Ia terburu-buru. Katanya, kalau ketemu salah satu dari kalian, tolong serahkan ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun