Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

My Beloved Bodyguard; Masa Lalu Kehilangan dan "Penebusan Dosa"

2 Agustus 2016   10:53 Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:30 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak manusia yang terpuruk dalam sesal tiada berujung karena masa lalu yang dipenuhi kesalahan atau duka kehilangan yang seolah abadi. Padahal ia telah jauh berjalan, paling tidak dalam ukuran kronologi waktu, namun ternyata hanya sebatas perpindahan fisikal semata. Bukan perpindahan kesadaran juga pengertian. Manusia jenis ini adalah mereka yang gagal move on dalam istilah kekinian kita.

Film My Beloved Bodyguard (April 2016) yang dibesut Sammo Hung, aktor laga kawakan di film-film silat, berkisah seperti begitu. Tentang seorang kakek mantan pasukan elit Republik Tiongkok yang kehilangan cucunya dan berpuluh tahun meratapi kesalahannya dengan hidup di sebuah desa di pinggiran. Bagaimana tidak, sebagai elit pasukan khusus, karirnya mentereng dengan daftar kesuksesan mengawal tamu-tamu elit (VVIP) Negara. Sedang menjaga cucu perempuannya saja, ia gagal.

Hidup sendiri dan jauh dari kasih sayang keluarga juga tawaran kasih sayang yang secara genit menawarkan diri untuk berbagi sedikit kebahagian di masa tuanya. Ding Hu, nama kakek yang diperankan oleh Sammo Hung, juga merelakan tubuh tuanya mengalami penurunan fungsi-fungsi biologis seperti secara perlahan menjadi pikun bersama penyesalan masa lalu akan cucunya yang hilang. Singkat kesaksian, Ding Hu hidup bersama fisik dan hati yang merapuh setiap hari.

Tapi, kita tahu, hidup berjalan. Hidup selalu menawarkan pengalaman baru. Seperti kata aktris dan "sex simbol" Amerika di tahun-tahun 1930-an, Mae West, You only live once, but if you do it right, once is enough! Atau seperti kata-kata Chairil Anwar: sekali berarti sesudah itu mati. 

Ding Hu mendapatkan tawaran atau ajakan pengalaman itu di sisa masa tuanya. Ia bertemu seorang anak perempuan yang hidup bersama ayahnya yang brengsek. Ayah brengsek, diperankan Andy Lau, yang suka berjudi dan berhutang tanpa pernah bisa mengembalikan hingga akhirnya menjeratnya dalam perseteruan mafia local dengan Rusia. Perseteruan yang membahayakan anak perempuan satu-satunya yang sempat akrab dengan Ding Hu dan mengembalikan spirit hidupnya yang redup karena kehilangan cucunya.

Perseteruan itu sendiri kemudian merampas hidup si ayah secara bengis. Dari sini, kita sudah bisa menebak endingnya: Ding Hu yang renta namun memiliki sisa kemampuan membunuh ala elit pasukan khusus tampil sebagai penyelamat; sebagai hero. Namun keheroan Ding Hu jangan dibayangkan dalam citra yang sangat sakti. Yakni dengan membabat habis keberadaan mafia dan menegakkan tertib sosial kota tersebut.

Kehilangan dan "Penebusan Dosa"

Saya menyimak My Beloved Bodyguard dengan terlebih dahulu membuang kategori yang terus mengendap di kepala. Kategori yang dibentuk oleh film bertema pasukan khusus yang diperankan Jet Lee dulu, judulnya Bodyguard from Beijing (1994).

Di versi Jet Lee, bodyguard adalah hero yang sempurna. Memiliki kemampuan melumpuhkan musuh dengan efektif juga daya kawal yang super teliti lagi ketat. Yang kemudian mengalami jatuh cinta pada subjek yang dikawalnya, pacar seorang pengusaha penting. Romansa inilah yang terus terbayang-bayang. Tapi percayalah, tidak sampai melahirkan andai-andai yang konyol, misalnya andai saya pasukan khusus, masih bujang, dan mengawal anak perempuan presiden Jokowi. Hmmmm..(#mintadikeprukPaspamres!!)

Citra hero seperti ini telah memuakkan, apalagi pada era seperti sekarang dimana produksi kepalsuan mudah muncul dari mana saja bersama kelatahan yang mudah ramai. Saya sendiri lebih suka citra hero yang retak, seperti Asterix yang pernah dianalisis Goenawan Mohamad.

Asterix, bagi yang pernah membaca komiknya, bukanlah sosok tinggi besar, atletis, mantan pasukan khusus, ganteng dan cool. Berbeda ibarat langit cerah dan bumi paska bencana, Asterix adalah wakil dari sosok yang pendek, jelek, warga desa, namun pejuang kemerdekaan.

Ding Hu, dalam imajinasi Sammo Hung, juga mewakili upaya realisasi citra hero yang sejenis Asterix ke film.

Ding Hu bertubuh tambun dan tua dimana di dalam atribut fisikalnya itu terpendam duka masa lalu yang terus hidup dan menemani hari-harinya yang sepi. Ia terjebak dalam perseteruan mafia juga karena hendak mengambil kembali cinta dan harapan yang telah lama mati karena kehilangan cucunya. Ia seolah sedang melakukan “penebusan dosa” saja.

Spirit "penebusan dosa" masa lalu ini membuat penonton melihat kembali peristiwa hidup manusia yang mengalami pasang surut dan jatuh bangun berkali-kali. Beberapa bisa sukses bangkit melewati surut dan jatuh, beberapa lagi hancur lebur berantakan di dalam pusarannya. Pilihannya memang ada pada keberanian bertindak melawan kejatuhan, bukan lari.

Kontruksi narasi yang seperti ini jelas paralel dengan kenyatan dunia sosial sehari-hari. Yakni tentang usaha manusia untuk memperjuangkan dan menjaga hal-hal yang merawat cinta, gairah dan harapan-harapan idealistiknya. Inilah nilai yang bekerja di balik tindakan-tindakan berani dan tiada mengenal putus asa.

Satu lagi yang penting diperhatikan adalah sikap terbuka pada dunia yang sedang berjalan.

Maksud terbuka disini adalah kesediaan menerima situasi yang hadir di depan mata, situasi yang tercipta oleh hubungan-hubungan sosial dari lingkungan sekitar. Situasi yang menawarkan pengalaman atau ajakan untuk melibatkan diri, bukan bersembunyi bersama kesepian rasa bersalah dari masa lalu.

Demikianlah My Beloved Bodyguard, sebuah film sederhana yang menjauhkan pikiran dari citra hero menjemukan. Film yang tidak meledak di pasaran namun tetap memberi pesan yang baik. Khususnya kepada perindu hero yang sempurna, film ini hanya mau bilang sudahlah, lupakan!

Salam jelang siang K'ers.

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun