Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Catatan Perjalanan] Saya dan "Jiwa Udik"

29 Juni 2016   13:50 Diperbarui: 30 Juni 2016   02:50 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Astagfirullah. Mengapa saya tidak terpikir seperti itu? Bandara sibuk ini bukan pertama kali saya datangi. Ruang tunggu ini bukan pertama kali saya lalui.

Sembari balik arah dan berjalan mengikuti iringan penumpang yang baru datang, saya ingat dua rekan duduk di pesawat tadi. Saya melihat satu yang mengikat kami bertiga. Ada mentalitas yang tersembunyi dan menyatukan kami. Mentalitas orang-orang udik yang "menyempurnakan posisi" sebagai orang kecil.

Orang-orang yang di bawah sadarnya selalu ndeso, kampungan. Selalu memiliki rasa cemas ketika datang ke kota-kota besar karena diidap perasaan asing. Selalu memiliki rasa takut akan membuat kesalahan yang ditertawakan karena tidak mengerti prosedur teknologi tertentu. Selalu merasa khawatir akan dikerjai orang-orang yang berlagak manis dan ramah di depan pintu keluar yang sesungguhnya sedang mencari kelebihan rupiah atas kebingungan kami. 

Orang-orang udik adalah jiwa-jiwa yang tumbuh di pinggiran. Hidup dalam satu negara nasional dengan ketimpangan yang masih marak juga janji kemajuan yang sering menyembunyikan pengkhianatan. Ada yang bertahan dan tidak sedikit yang kehilangan kewarasan. Namun tetap cinta Indonesia.

 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun