Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Kopi kepada Padi

11 April 2016   06:35 Diperbarui: 11 April 2016   07:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Eh, tetiba di luar hening. Petir berhenti. Hujan mereda. Langit kembali tersenym cerah.

Selekas petir saya mengambil arit dan topi. Menyelipkan karung goni dan menaiki sepeda ontel peninggalan ayah yang sudah lama mati. Wahai padi, saya pergi untuk membawamu ke rumah, menemani hari-hari yang mensyukuri rezeki. Kita adalah kesetiaan yang bekerja keras menghadapi musim-musim yang meringis, padi. Kita adalah pensyukur rezeki yang tidak ongkang-ongkang kaki.

Tunggu saya di petak-petak mimpi kita, padi!

[Sementara menanti reda hujan]

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun