Idealisme bermain yang menurut saya dibutuhkan untuk menjaga sisi emosional dalam sepak bola di tengah kuasa industrial; kaku dalam sistem instrumental. Tentu saja cinta yang seperti ini tidak akan membuat kuasa instrumentalisme remuk dan hancur.Â
Tapi, di batin saya, dengan cinta yang seperti ini, boleh membuat kita merasakan getar-getar emosi seorang pesepak bola. Merasakan cinta mereka yang teguh terhadap permainan.
Mungkin dengan begitu, kita boleh memaknai air mata Iker Casillas yang "terbuang" dari ambisi Florentino Perez bukanlah sinetron yang kemudian dilupakan di depan ambisi pemilik klub mencapai superioritas nan mewah.
Selamat pagi, Bravo Juventus!
***
*) Selamat menyambut perayaan Paskah bagi saudara-saudari Kristiani.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H