Mohon tunggu...
tunggul
tunggul Mohon Tunggu... Lainnya - menulis tanpa bakat

no hobbies required

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertempuran dengan seekor Tikus

26 Maret 2024   09:56 Diperbarui: 26 Maret 2024   12:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu kamar terbuka dan kepala si sulung muncul, "kata adik tikusnya sudah kena ya Yah? Mana?" raut wajahnya polosnya membuatku jengkel. "ayo kamu masuk sini. Bantu ayah hajar tikus. Mama mana? Cepat ambil sapu sana. Dan plis pintunya ditutup supaya tikusnya gak lari keluar" aku merepet panjang sambil coba membuat bunyi-bunyian didekat lemari dengan menggunakan gagang sapu. Siapa tahu tikusnya merasa bising dan lalu keluar dari persembunyiannya.

Si Sulung cukup sigap. Tidak lama ia sudah masuk lengkap dengan sapunya, diiringi adiknya yang -- entah siapa menyuruh --sudah menggenggam handycam ditangannya sambil nyengir gembira. Sang ibunda dibelakangnya membawa payung. Wuih, senjatanya pakai payung lho !

Pintu ditutup dan mulailah peperangan ini. Sang kakak naik kursi. Gagang sapu siap ditangan. Aku diatas tempat tidur sambil mulai membuat bunyi-bunyian lagi antara belakang lemari dan tempat tidur. Hanya istriku tercinta yang tampak ganas diatas lantai, siap dengan payungnya. Si bungsu sibuk dengan handycamnya dan berseru-seru memberi semangat, "ayo yah, disitu mungkin yah. Mama kok pake payung? Khan enggak hujan?"

 

Ketika musim perang tiba

Tiba-tiba sang tikus muncul lagi. "itu dia..!" si sulung berseru sekaligus sapunya ikut menyerang. Sang tikus lebih cepat menyelinap dibalik lemari lagi. Tapi di sisi sebelah sana sudah ada istriku nan hebat. Dia pukulkan gagang payung nyaris mengenai kepala sang tikus yang langsung berbalik arah menuju diriku. Wah, aku gak mau gak kalah gertak. Gagang sapu kuayun deras dan kali ini terlalu cepat. Brak..! namun tidak kena..

Sang tikus berbalik lagi dan langsung diserang bertubi-tubi oleh payung istriku. Jika dihitung mungkin ada 8-12 kali sang tikus terkena pukulan telak senjata payung dan akhirnya teller juga. Pingsan dengan sukses..!

Payung patah dua. Namun istriku dengan nada puas malah berkata, "Mas, jaga tikusnya. Tekan dengan sapumu sebelah sini. Mama ambil kresek dulu". 

Si bungsi dengan muka setengah ragu setengah curious, turun dari tempat tidur dan pelan-pelan menuju tikus yang teller dibawah tekanan sapu kang mas'e.

"Ayo dik di zoom, biar kelihatan tampang tikusnya" ujar sang kakak bergaya pahlawan ala avenger. Adikpun merekam victory moment itu dengan handycam. Tapi entah kekuatan dari mana, lha kok si tikus malah berjalan perlahan meski sudah ditekan sapu. 

"Eeehh.. tikusnya hidup lagii..!!" adik berseru sambil langsung menghambur keluar kamar. "Ma..mama.. tikusnya hidup lagii..!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun