Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Kepala Sekolah, CEO Litbang Indomatika, Tentor/Pembimbing Olimpiade Matematika, penulis, dll

Mendapat kesempatan mengikuti diklat dan lomba hingga ke luar kota dan luar negeri dari kementerian sehingga bisa merasakan puluhan hotel bintang 3 hingga 5. Pernah mendapat penghargaan Kepsek Inspiratif Tingkat Nasional Tahun 2023.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CERPEN : "Hubungan yang Serius"

23 Januari 2025   18:14 Diperbarui: 23 Januari 2025   17:30 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen Juara (Sumber : Dokumen Pribadi)

Tampaknya pilihan Maya bukan main -- main, setelah memutuskan untuk keluar kerja, ia pun membeli sekian banyak buku seleksi CPNS. Pagi siang malam, ia belajar agar keputusannya tidak berakibat fatal. Uang ganti kontrak sudah ia lunasi.

Dengan belajar seius, setidaknya salah satunya yang jadi PNS. Prinsipnya, Mas Farhan tidak mengapa masih GTT, tetapi ia harus menjadi CPNS.

Namun, terjadi sebaliknya bagi Farhan. Ia lebih fokus pada sekolahannya, semua informasi pendaftaran, seleksi, dan lain -- lain didapat dari Maya, yang selalu memberikan upadate terbaru. Baginya, mengajar  sekolah di desanya adalah kemerdekaan. Selain bisa bersama dengan ibunya di rumah, sekolah yang tidak jauh, ia pun sudah mengenal karakter anak didiknya, sehingga ia begitu menikmati profesi mengajarnya. Seolah ia sudah tidak memikirkan PNS. Ditambah lagi, ia merasa kemampuan akademiknya yang pas -- pasan sehingga merasa minder untuk bersaing dengan puluhan pendaftar lainnya. Yang penting tawakal kuat dan berusaha meski bisa dibilang kurang.

Proses seleksi sudah diumumkan dan akhirnya keduanya dinyatakan diterima. Maya dan Farhan di tempatkan di kecamatan yang sama. Begitu bahagianya Maya, keinginannya selama ini akhirnya bisa terwujud. Menjadi CPNS dan akan bisa menikah dengan lelaki pujaan hatinya.

Di sebuah forum guru, Maya begitu terpesona melihat guru yang begitu anggun, cantik, lembut, dan tinggi semampai. Bagi Maya, ia sangat luar biasa, perfeksionis.

"Maaf, Mbak Sari, kalau boleh memuji, tadi saya terpesona melihat presentasi makalah dari yang Mbak sampaikan," tanya Maya.

"Oh ya, terimakasih. Biasa saja, Mbak, kebetulan saya mendapatkan kesempatan. Nah kesempatan itu tidak boleh saya sia -- siakan," jawab Sari.

"Mbak ini masih muda, relijius, dan terlihat intelek. Ehm... putranya berapa ?" tanya Maya.

"Wah, saya sudah kelihatan tua, ya ....? Saya belum berkeluarga, Mbak. Belum ketemu jodohnya, hehehe..." jawab Sari.

"Mana mungkin, selevel mbak sampai lelaki gak ada yang naksir. Pasti ada lah ...saya wanita saja cemburu melihat penampilan Mbak Sari, apalagi yang bapak -- bapak?" sangkalan Maya.

"Bener, Mbak. Saya belum menikah..., kayaknya belum kepikiran menikah, hihihi...." jawab Sari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun