Pertama, anak kurang dapat menjaga privasi. Di dunia digital, dengan mudah anak dapat menampilkan diri dan berinteraksi dengan orang lain.Â
Jika anak berinteraksi dengan orang tidak dikenal, lalu memberikan informasi personal. Hal itu akan membuka peluang kejahatan, pencurian identitas, dan ancaman pada anak.Â
Kedua, terpapar informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma masyarakat. Sebagian besar informasi yang disuguhkan, tidak disaring oleh profesional. Â
Ketiga, terpapar berita palsu, pornografi, cyberbullying, dan kekerasan. Sumber informasi yang tak terbatas di dunia digital, membuat penyebaran konten-konten negatif sangat sulit dibendung.Â
Keempat, anak mengalami kecanduan. Bermain internet dapat menimbulkan keasyikan yang melenakan dan membuang waktu produktif. Seringkali anak-anak tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kecanduan yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis.
Untuk membentengi anak dari hal-hal tersebut, selain dengan menerapkan pengasuhan digital, anak perlu dibekali kekuatan lain yang bersumber dari sisi rohani. Ciptakanlah lingkungan keluarga yang ramah, nyaman, dan penuh cinta.Â
Dengan demikian, anak-anak akan memiliki tempat kembali dan bertanya dengan aman. Mereka tidak akan buru-buru mencari jawaban atas keingintahuan mereka di internet, sebab mereka telah percaya dan merasakan cinta dari orang tuanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H