Keempat, menetapkan target dan rentang waktu berapa lama akan belajar hal tersebut. Jadi, Anda harus membuat jadwal dan mengalokasikan waktu untuk belajar.Â
Kelima, konsisten. Kalau sudah berkomitmen ingin melakukan sesuatu, selesaikan sampai tujuan tercapai. Dalam proses belajar tentu banyak tantangan. Maka, milikilah karakter disiplin dan pantang menyerah. Karena, konsistensi dalam belajar merupakan kunci keberhasilan.
Jadi, jangan panik dalam menghadapi pesatnya perkembangan era digital. Tetap tenang dan pelajari. Mulai dari hal-hal kecil yang berkaitan dengan digital, setelah itu sering-seringlah mengajak anak berdiskusi. Supaya kita dapat memahami eranya anak-anak.Â
Kemudian, pelajari pola pengasuhan di era digital dan menetapkan nilai-nilai dasar keluarga. Batasan konten baik dan buruk sangat tergantung dengan nilai-nilai keluarga yang ditanamkan pada anak.
Pengasuhan DigitalÂ
Kunci sukses untuk mengantarkan anak menuju perkembangan yang optimal adalah pada pola asuh yang dilandasi dengan agama yang benar dan suasana keluarga yang sehat. Seperti apa ibu dalam menerapkan pola asuhan, itulah bentuk karakter perkembangan anak yang akan terjadi.
Dalam pengasuhan digital, seorang ibu harus harus berhati-hati dalam mengenalkan dunia digital pada anak. Bersikaplah sesuai dengan usia, kecenderungan kepribadian, minat, dan kebutuhan anak. Meskipun tidak ada pedoman secara baku terkait hal ini, namun akan lebih baik jika para ibu menerapkannya.
Anak balita yang berada pada rentang usia 0-2 tahun upayakan jangan sampai terpapar oleh layar gadget. Anak-anak pada usia ini harus diberikan aktivitas yang merangsang gerak fisik dan melatih kepekaan panca inderanya.
Usia 3-7 tahun boleh dikenalkan dengan perangkat digital dengan pengawasan dan pendampingan yang ketat. Pastikan konten yang diakses adalah konten yang mendidik.Â
Pada usia ini anak tidak diperkenankan memiliki gadget pribadi dan akun media sosial sendiri. Anak hanya boleh menggunakan gawai milik orang tua dengan durasi waktu maksimal dua jam per hari. Anak boleh belajar cara menyalakan dan mematikan, menelepon, mengirim pesan, dan memotret.
Pada tingkatan usia selanjutnya adalah antara 7-11 tahun. Orang tua dan anak sebaiknya membuat kesepakatan bersama melalui diskusi. Bahwa, ada aturan yang perlu dibuat saat mengakses gawai. Anak harus sudah diajarkan mengenai konsep privasi. Informasi privat seperti alamat, nomor telepon, identitas diri, dan lain sebagianya tidak boleh diberikan sembarangan kepada orang lain.Â